Masyarakat Kelurahan Olo, Padang Barat, Kota Padang ramai-ramai menyampaikan aspirasi pada Wakil Ketua DPRD Sumbar, Nanda Satria saat pertemuan dalam rangka reses, Selasa (29/10) di pelataran Masjid Almuqomah, Olo. Warga keluhkan tentang jalan, area yang banjir dan sejumlah aspirasi lainnya.
Salah seorang warga, Budi mengatakan warga berharap pemerintah melanjutkan pembangunan jalur dua ruas jalan Pantai Padang. Tepatnya yang berada di kawasan Olo atau bernama Jalan Samudera.
Di sepanjang kawasan wisata Pantai Padang hanya area itu yang belum jalur dua. Budi mengatakan dulu kendalanya karena pembebasan lahan dan ada sangkut paut dengan masalah hukum.
"Ini menjadi masalah bagi kami. Ekonomi kami sulit berkembang karena hanya jalur ini yang tidak jalur dua. Bahkan area ini juga menjadi tempat kriminalitas karena tak ada lampu penerangan jalan," ujar Budi.
Ia berharap Nanda bisa membawa permasalahan tersebut untuk dibicarakan bersama pemerintah provinsi. Sehingga jalan itu bisa segera menjadi jalur dua dan terang dengan lampu penerangan jalan.
Bukan hanya Jalan Samudera, lanjut Budi, masyarakat kelurahan Olo juga masih menghadapi masalah jalan yang tidak layak.
"Jalan kelurahan banyak berlubang. Sulit kendaraan untuk melalui jalan itu dengan aman dan lancar. bahkan ada pula ruas yang banjir. Tepatnya di depan toko hoki dan depan pos pemuda," ujarnya.
Hal tersebut dibenarkan pula oleh tokoh masyarakat Olo, Zulwandi Anwar. Ia mengatakan ini menjadi permasalahan yang dikeluhkan warga sejak lama.
"Sebenarnya masalah perbaikan jalan ini sudah masuk dalam Musrenbang. Dengan adanya Nanda Satria di DPRD Provinsi, yang juga merupakan Putra asli kelurahan Olo kami mohon bantu kawal agar benar-benar program perbaikan jalan itu dilaksanakan pada Tahun 2025," katanya.
Selain itu warga juga berharap ada banyak program pemberdayaan masyarakat serta program penyokong UMKM yang bisa dimanfaatkan warga Olo.
"Kami merasa memang lebih baik kami mengikuti program pemberdayaan ketimbang hanya diberikan bantuan berupa barang konsumsi yang sekali habis. Program pemberdayaan jauh lebih bermanfaat untuk jangka panjang," ujar Budi.
Ia menilai program bantuan sembako justru hanya membuat rakyat ketergantungan. Berbeda dengan program pemberdayaan yang justru menjadi bekal untuk masyarakat bisa mandiri.
"Kami berharap jika memungkinkan dana pokok pikiran (pokir) Nanda sebagai Wakil Ketua DPRD Sumbar bisa disalurkan dalam bentuk program pemberdayaan masyarakat dan UMKM," katanya.
Hal serupa disampaikan warga lainnya, Ferdi. Ia mengatakan, tidak sedikit warga di sana yang bekerja di sektor UMKM. Alangkah lebih baik jika mereka bisa memiliki koperasi yang bukan hanya bisa membuat anggotanya terbantu terkait modal namun juga ada pelatihan untuk peningkatan enterpreneurship.
Ferdi juga menyuarakan agar ada bantuan untuk perbaikan masjid. Di kelurahan tersebut ada dua masjid yang butuh bantuan segera.
Masjid pertama, yakni masjid Almuqomah yang menjadi tempat pertemuan itu memang sedang dalam tahap renovasi. Namun masih perlu banyak dana untuk penyelesaiannya.
Masjid kedua, masjid Nurwasilah juga sangat butuh bantuan. Lantai dua masjid itu tergenang air jika hujan deras. Bahkan merembes hingga ke lantai satu masjid. Ini menyebabkan aktivitas belajar anak-anak di masjid terganggu.
"Untuk kenyamanan anak-anak belajar mengaji dan ilmu agama, kami mohon bantuan untuk perbaikan masjid ini," katanya.
Bahkan Ferdi berseloroh alangkah baiknya jika Nanda bisa meninggalkan kenangan untuk warga Olo. Bisa dengan pembangunan gerbang kelurahan Olo yang dihiasi tulisan Asmaul Husna atau bisa juga pendirian mandiri masjid.
Selain itu, warga juga menyampaikan sederet aspirasi lainnya.
Menanggapi sejumlah aspirasi yang disampaikan warga Nanda mengatakan sangat mengapresiasi banyaknya aspirasi yang disampaikan warga Olo padanya.
"Daerah ini juga kampung saya. Di sini juga saya dimenangkan saat Pileg, lalu bisa menjadi Wakil Ketua DPRD Sumbar, sangat wajar bila warga Olo menyampaikan banyak aspirasi pada saya yang juga orang Olo ini," kata Nanda berseloroh.
Ia mengatakan, semua aspirasi yang disampaikan telah dicatat oleh staf yang mendampingi Nanda dalam pertemuan tersebut.
"Saya akan menindaklanjuti semua aspirasi. Jika nanti aspirasi itu bisa dilanjutkan sesuai kewenangan provinsi maka akan segera dibahas bersama pemerintah provinsi," ujar Nanda.
Namun jika itu menjadi kewenangan Pemerintah Kota Padang juga akan diperjuangkan Nanda untuk ditindaklanjuti di level pemerintah provinsi. Begitu pula untuk yang terkait kewenangan pemerintah pusat, maka akan ia lanjutkan untuk diperjuangkan sesama rekan di Senayan.
Saat pertemuan tersebut Nanda menyampaikan komitmen untuk secara bertahap dan berkelanjutan memajukan kelurahan Olo. Ia juga mengajak warga untuk bersama aktif mewujudkan hal tersebut.
"Tanpa peran aktif masyarakat tentu program pemerintah tak akan berjalan efektif," kata Nanda.
Ia mencontohkan, seperti program terkait pemerintah seperti bantuan yang memerluka pendataan. Seperti program yang dilaksanakan berdasarkan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), seperti program BPJS gratis dan program bantuan lainnya.
"Ini memerlukan peran aktif masyarakat untuk memastikan pendataannya sesuai dan programnya tepat sasaran," ujar Nanda.
Pada saat itu Nanda juga menyampaikan tentang keinginannya tentang iuran BPJS bagi warga. Serta biaya sekolah gratis untuk siswa di sekolah swasta sebagai solusi dari masih adanya blank zone zonasi sekolah di Kota Padang.
Nanda juga menegaskan pada warga bahwa ia sempat kapanpun menerima aspirasi yang ingin disampaikan. Penyampaian aspirasi itu tak perlu menunggu pertemuan langsung atau saat kegiatan reses saja.
"Kapanpun saya siap menerima dan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Tidak harus pada masa reses saja," tegas Nanda.(*)