PADANG,-Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat, Muhidi, mengajak
para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) membangun usaha
tidak hanya dengan strategi bisnis, namun juga dengan melibatkan
nilai-nilai religius dalam setiap proses yang dilalui.
Hal
tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber dalam kegiatan
Bimbingan Teknis (Bimtek) Pluzi Academy Angkatan IV di Aula PLUT KUMKM
Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Selasa (15/7).
"Libatkan
Allah dalam membangun usaha. Jaga shalat tepat waktu, bangun di
sepertiga malam, dan tanamkan mindset positif sejak dini. Ini pondasi
mental pengusaha yang kuat," ujar Muhidi
Muhidi
menekankan pentingnya membentuk pola pikir pengusaha yang visioner dan
berjiwa sosial. Menurutnya, orang-orang sukses umumnya dikelilingi oleh
lingkungan yang menginspirasi.
"Bergaullah
dengan orang hebat, maka cara berpikir kita ikut tumbuh. Dan jangan
lupa, Allah akan menolong mereka yang suka menolong sesama," ujarnya.
Sebagai
Ketua DPRD, Muhidi menegaskan komitmennya terhadap pengembangan UMKM di
Sumbar. Ia menyebut DPRD memiliki tiga fungsi utama, yakni legislasi,
anggaran, dan pengawasan. Selain itu, anggota DPRD juga memiliki ruang
untuk menyerap dan mengarahkan Pokok-Pokok Pikiran (Pokir) demi
mendukung pemberdayaan UMKM.
"UMKM
adalah tulang punggung ekonomi daerah. Maka pelaku usahanya harus
diperkuat dari segi kapasitas hingga kemudahan pembiayaan," jelasnya.
Dalam
diskusi tersebut, juga disampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi
pelaku UMKM di Sumbar. Salah satunya terkait mahalnya bahan baku karena
sebagian besar harus didatangkan dari Pulau Jawa. Hal ini menimbulkan
ongkos produksi yang tinggi, apalagi minimnya industri pengolahan bahan
baku di Sumatera Barat.
Rahmat
Hidayat, salah seorang pelaku industri kreatif, mengungkapkan bahwa
bahan seperti styrofoam dan kemasan khusus lebih murah dan mudah didapat
di Pulau Jawa. "Karena pasar dan pabrik terkonsentrasi di sana, kita
yang di daerah jadi kena biaya logistik tinggi," katanya.
Sebagai
solusi, Muhidi mengajak pelaku UMKM untuk memperkuat silaturahmi dan
kolaborasi antar pelaku usaha, termasuk dengan calon investor. Ia juga
menekankan pentingnya improvisasi dalam model bisnis dan berbagi sumber
daya, seperti bahan baku dan akses pasar.
"UMKM
harus mulai membangun usaha berbasis kebersamaan. Cos produksi bisa
ditekan jika kita kolaborasi, baik dalam transportasi bahan baku maupun
dalam hal pemasaran," tutupnya
Untuk
diketahui, Pluzi Academy Angkatan IV ini diikuti oleh ratusan peserta
dan berlangsung selama empat hari. Kegiatan ini terdiri dari dua
tingkatan, yakni pelatihan dasar dan lanjutan. Tingkatan lanjutan
difokuskan pada pemetaan potensi usaha masing-masing peserta, agar
pembinaan bisa dilakukan lebih spesifik dan tepat sasaran.(03)