Mochklasin Minta Pertamina Tingkatkan Pengawasan BBM

PADANG - Untuk mengantisipasi tindak penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan berdampak kepada kelangkaan, PT Pertamina diminta untuk meningkatkan pengawasan dalam pendistribusian. Pertamina juga harus memastikan stok persediaan bahan bakar mencukupi hingga lebaran nanti.

Hal itu ditegaskan anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Mochklasin, Jumat (9/6). Menurutnya, tindakan penimbunan BBM oleh oknum yang tidak bertanggungjawab akan menyebabkan kelangkaan sehingga masyarakat akan kesulitan.

"Pertamina harus memastikan persediaan aman, dan harus meningkatkan pengawasan dalam pendistribusian," kata Mochklasin.

Dia mengingatkan, gangguan terhadap pasokan atau persediaan bahan bakar akan berdampak besar terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat. Mobilisasi masyarakat, termasuk perantau yang akan pulang kampung akan terganggu karena kehabisan bahan bakar.

"Kondisi ini akan berpengaruh besar terhadap sendi-sendi perekonomian masyarakat dan akan mengganggu kelancaran lebaran," ujarnya.

Sementara itu, PT Pertamina Manager Operation Regional (MOR) Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) sebelumnya sudah memastikan bahan bakar untuk Sumatera Barat dalam kondisi aman. Pertamina sudah memperkirakan akan terjadi peningkatan kebutuhan.

Menurut Area Manager Communication and Relations Pertamina MOR Sumbagut Fitri Erika, lonjakan diperkirakan akan terjadi seiring pola konsumsi selama Ramadhan dan libur lebaran.

"Lonjakan ini akan terjadi hingga beberapa hari sesudah lebaran nanti. Untuk itu, kami telah mengambil langkah antisipasi," katanya.

Diantara langkah antisipasi tersebut menurutnya adalah dengan menjamin pasokan di 114 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Sumatera Barat. Selain itu, untuk beberapa lokasi juga disiagakan truk tangki BBM terutama di jalur padat lalulintas agar pasokan bisa disuplai tepat waktu.

Dia menjelaskan, besaran penyaluran BBM jenis premium diperkirakan akan naik sebesar 5 persen dibanding rata-rata penyaluran normal harian 1.204 kiloliter menjadi 1.262 kiloliter. Kenaikan permintaan juga diprediksi terjadi pada produk nonsubsidi Pertalite yang diperkirakan peningkatannya akan mencapai 17 persen, yakni dari 732 kiloliter per hari menjadi 855 kiloliter.

Perkiraan peningkatan BBM jenis Pertamax akan mencapai 22 persen dari kebutuhan normal 128 kiloliter per hari menjadi 155 kiloliter. Sementara untuk Solar, justru turun sekitar 4 persen dari 1.057 kiloliter menjadi 1.010 kiloliter. *Publikasi/01