Penyakit Mata Katarak berdampak sangat besar karena bisa menyebabkan kebutaan dan menjadi penghalang aktifitas penderitanya. Lebih jauhnya, tentu akan berpengaruh kepada ekonomi yang menyebabkan kemiskinan kepada penderita dan keluarganya. Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat menyebutkan angka penderita Katarak di Sumbar masih tinggi. Daerah dengan persentase penderita Katarak adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Kabupaten Limapuluh Kota.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Hendra Irwan Rahim mengajak seluruh elemen dan lembaga pemerintah, Badan Usaha Milik Daerah dan milik Negara (BUMD dan BUMN) untuk ikut secara bersama-sama membantu program pemberantasan penyakit Mata Katarak. Bantuan bisa dilakukan dengan menggelar operasi mata gratis bagi penderita Katarak sehingga para penderita dapat menjalani operasi tanpa biaya.
Ajakan ini disampaikan oleh Hendra Irwan Rahim saat menghadiri bakti sosial operasi Katarak gratis yang digelar oleh Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia Sumatera Barat bersama Komando Resor Militer (Korem) 032 Wirabraja di Rumah Sakit Tentara Reksodiwiryo, Padang, Sabtu (11/10) lalu. Menurutnya, penyakit mata Katarak bukan saja menjadi masalah penderitanya tetapi juga masalah bersama. Dalam program operasi mata katarak gratis oleh Budha Tzu Chi dan Korem Wirabraja itu menampung sekitar 300 orang penderita untuk ditangani secara gratis.
“Dampaknya sangat besar karena bisa menyebabkan kebutaan sehingga penderitanya tidak bisa beraktifitas yang pada akhirnya berpengaruh kepada ekonomi keluarga dan meningkatkan angka kemiskinan. Ini bukan masalah bagi penderita saja tetapi harus menjadi masalah bersama,†kata Hendra.
Hendra mengajak seluruh pihak berpartisipasi dalam program operasi katarak gratis agar penderita penyakit mata katarak di Sumbar bisa dikurangi. Ia juga berharap, pemerintah kabupaten dan kota bisa menyediakan anggaran untuk menggelar operasi katarak gratis. Ia menyatakan, tahun 2015 nanti APBD Provinsi Sumbar untuk bidang kesehatan akan dinaikkan yang diharapkan dapat juga digunakan oleh dinas terkait untuk mengatasi masalah penyakit mata katarak tersebut.
“Kita ingin menyentuh nurani semua pihak baik pemerintah maupun swasta untuk berpartisipasi guna membantu pederita katarak melalui program operasi gratis karena biaya untuk operasi bagi masyarakat penderita sangat besar,†katanya.
Ketua Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Sumatera Barat, Ihsan dalam kesempatan itu menyatakan bahwa untuk operasi katarak membutuhkan biaya minimal Rp3 juta. Sebetulnya penanganan katarak sangat mudah, cukup dengan operasi mengangkat lemak-lemak penyebab katarak dari mata, maka penglihatan penderita akan kembali normal. Namun, tidak ada upaya alternatif selain operasi untuk mengatasi katarak.
“Penanganannya sangat mudah, namun jalan satu-satunya adalah operasi, tidak ada upaya pengobatan alternatif. Melalui operasi, lemak-lemak yang ada di mata penderita diangkat dan penderita akan normal kembali penglihatannya,†terangnya.
Perdamim, kata Ihsan, sangat mengapresiasi kegiatan operasi katarak tersebut karena saat ini penderita katarak masih terkendala dengan biaya operasi di samping masih rendahnya keinginan penderita untuk melakukan operasi. Dengan kegiatan tersebut, masyarakat terutama dari keluarga kurang mampu bisa menjalani operasi dan memiliki semangat untuk sembuh.
Selain operasi katarak, Budha Tzu Chi dan Korem Wirabraja dalam bakti sosial tersebut juga menggelar operasi bibir sumbing. Sedikitnya 27 orang penderita bibir sumbing dilayani dalam aksi sosial tersebut. (*)