Komisi V DPRD Sumbar minta Pemprov Lengkapi Fasilitas Sekolah

Pessel, Set DPRD---Komisi V DPRD Sumbar meminta pemprov Sumbar segera melengkapi fasilitas belajar untuk SMA, SMK dan sederajat yang ada di Sumbar. Mengingat, tahun 2017 status SMA, SMK / sederajat akan diahlikan kewenangannya pada provinsi. Saat ini, beberapa SMA, SMK / sederajat tidak mempunyai fasilitas pendidikan yang memadai dalam menunjang kelancaran proses pembelajaran.

 "Boleh dikatakan beberapa SMK dan SMK yang ada di Sumbar tidak memiliki fasilitas yang memadai. Fasilitas yang ada tak lagi up to dete (baru). Bahkan peralatan untuk praktek (peralatan labor-red) tak ada sama sekali. Ini akan mempengaruhi kualitas pendidikan di sekolah tersebut, " kata ketua komisi V DPRD Sumbar Apris Yaman saat tinjuan komisi terkait pelaksanaan UN di SMK 2 dan SMA 2 kecamatan XI Koto Tarusan, Pessel, Selasa lalu.

 Menurut Apris, kekurangan fasiltas pembelajaran tersebut sangat erat kaitannya dengan hasil UN. Bagaimana tidak, papar Apris, minimnya sarana dan prasarana menjadikan proses pembelajaran tak maksimal. Pengetahuan yang didapat siswa terbatas. Apalagi fasilitas yang dipakai masih menggunakan fasilitas lama. Tentu, hal itu akan membuat ketertinggalan siswa dalam mengetahui perekembangan IPTEK.

 "Inilah yang membuat hasil UN dari tahun ke tahun terus menurun. Siswa tak mempunyai kepercayaan diri akan ilmu yang didapat dalam proses pembelajaran di sekolah. Karena memang, ilmu tersebut tak maksimal diberikan. Peralatan pendidikan yang digunakan hanya seadaanya, " sebut Apris saat meninjau salah satu labor IPA SMA 1 Tarusan yang kosong.

 Apalagi, kata dia, secara nasional pelaksanaan UN sudah menerapkan model beberbasis komputer UNBK). Sumbar sendiri, kata dia, belum menerapkan secara keseluruhan. Untuk mencapai itu, tentu dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Ketersediaan teknologi (komputer) semestinya 80 persen. Namun, saat ini kondisi itu tak ada. Komputer yang ada, hanya beberapa. Bahkan ada sekolah yang tidak memiliki komputer. "Bagaimana kita mencapai hal itu. Fasilitas saja masih minim, alat labor tak ada, komputer masih minim. Ini tentu masih jauh dari harapan untuk menerapkan sistem UNBK ini, " sebut Apris.

 Apris menyarankan, persoalan ini menjadi prioritas oleh pihak terkait terutama provinsi. Kelengkapan fasiltas belajar akan menuntukan mutu pendidikan Sumbar kedepanya. Apalagi, SMA akan berada pada kewenangan provinsi nantinya. "Ini mesti menjadi prioritas. Kelengkapan fasilitas ini sagat diperlukan. Jangan sampai kualitas pendidikan Sumbar hanya sebatas ilmu lama saja. Mesti mengikuti perkembangan IPTEK yang ada, " imbuh Apris.

 Sementara, Kepala SMK 2 XI koto Tarusan, Gestrojoni mengatakan, fasilitas yang dimiliki oleh sekola masih minim dan sangat tertinggal. Ini akan berpengaruh pada hasil lulusan nantinya. Siswa akan tertinggal dari sisi pengetahuan. Sehingga kesempatan kerjapun akan sulit mereka dapatkan nantinnya.

 "Yang paling minim itu dari segi peralatan internet, komputer, dan sistem engine pada kendaraan terbaru. Yang kita punya baru model lama dan ini sangat tertinggal. Kita takut kualitas lulusan tak siap pakai, " sebut Gestrojoni.

 Di kesempatan terpisah Kepala SMA 2 XI koto Tarusan, Andarli mengatakan, dari tiga labor IPA dan IPS serta bahasa hanya satu yang berfungsi, dan itu hanya dengan peralatan seadanya. Komputer yang ada masih model lama dan tak lagi difungsikan. "Saat ini, labor kami jadikan ruang belajar. Karena tak ada alat yang bisa digunakan untuk praktek, " jelas Andarli.

 Tingkatkan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan UN

 Pelaksanaan UN tahun 2016 bisa dikatakan baik. Meskipun masih ada beberapa kendala kecil yang terjadi. Seperti masih ada kebocoran soal, keterlambatan pendistribusian soal dan lainnya. Anggota komsi V DPRD Sumbar Achiar menekankan pihak sekolah dan pengawas bekerja sesuai protap yang ada. 

 "Pengawasan harus baik, pendistribusian harus jelas, jangan ada yang terlambat. Apalagi adanya indikasi kebocoran soal. Ini harus dipantau dan ditingkatkan pengawasannya, " sebut Achiar disela-sela peninjauan di dua sekolah tersebut. Ikut Hadir Sekretaris komisi Yuliarman. 

 Selain itu, kata dia, pihak sekolah dan pihak pengawas lebih mengutaman kejujuran (integritas) UN. Meskipun UN tak menjadi penentu kelulusan. Namun, UN adalah proses dalam melahirkan kualitas pendidikan yang unggul dan  dapat diterima di perguruan tinggi Negri. "Kita harus dahulukan kualitas jangan kuantitas, " sebutnya.

 Sementara, kepala SMK 2 XI koto Tarusan, Gestrojoni mengatakan, selama pelaksanaan UN berjalan lancar. Peserta yang ikut sebanyak 152 siswa. terdiri dari 143 siswa SMK 2 ditambah 9 dari Madrasa Aliah. Siswa yang tidak ikut berjumlah 1 orang karena sakit. "Satu orang ini akan mengikuti ujian susulan satu minggu kedepan, " sebutnya.

 Kepala SMA 2 XI koto Tarusan, Andarli mengatakan, pelaksanaan UN berjalan lancar. Pesrta berjumlah 236 orang, terdiri dari 8 rombongan belajar. IPA 100 orang dan IPS 136 orang. Semua peserta dapat mengikuti ujian. Pelaksanaan lancar dan aman. */Publikasi