Supardi: Istano Basa Pagaruyung, Magnet Budaya Potensial untuk Pariwisata di Ranah Minang

Istano Basa Pagaruyung merupakan simbol peradaban urang Minang yang menjadi kebanggaan dan identitas jatidiri, ada banyak makna tersirat dalam filosofi hidup urang Minang.

Makna budaya ini mesti menjadi kekuatan potensi kita dalam memajukan wisata Sumatera Barat, di mana aktivitas budaya adalah hulunya dan pariwisata adalah hilirnya.

Hal ini diungkap Ketua DPRD Sumatera Barat (Sumbar), Supardi ketika berkunjung dan melihat dari dekat wisata budaya Istano Basa Pagaruyung, baru-baru ini.

Politisi partai Gerindra itu mengajak para generasi muda, kaum milenial, dan masyarakat agar juga melihat dan mempelajari hal-hal budi pekerti budaya yang tersirat terhadap keberadaan Istano Basa Pagaruyung.

 “Bukan hanya berfoto ria, menikmati keindahan monumen bangunan Istano Basa Pagaruyung, melainkan juga belajar mengetahui banyak hal untuk menanamkan kepribadian budaya dan karakter sejatinya sebagai masyarakat Minangkabau,” ajak Supardi.

Supardi juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah Tanah Datar atas pelayanan wisata yang dilakukan di lingkungan wisata budaya Istano Basa Pagaruyung yang sudah berjalan baik, namun perlu meningkatkan penataan kelolaannya agar situs budaya Istano Basa Pagaruyung ini lebih ditingkatkan lagi.

“Ada beberapa aktivitas masyarakat pedagang, di sekitar bangunan situs ini kurang bagus terlihat, sehingga memberikan kesan tidak menarik. Seakan-akan terjadi pembiaran, tidak terurus, dan tidak ada pedoman pengelolaan yang baik,” ungkapnya.

Supardi juga telah mendengarkan berbagai informasi dari para pengelola Istano Basa Pagaruyung, terasa amat bagus ada pemahaman budaya, kisah, dan narasi budaya yang patut menjadi pembelajaran bagi masyarakat umum dan para wisatawan.

“Adanya museum bentuk benda-benda peninggalan kerajaan Pagaruyung serta informasi-informasi keberadaan Istano Basa Pagaruyung dan keterkaitan dengan sejarah bangunan lainnya, tentunya menjadi magnet daya tarik sebaiknya dimulai memanfaatkan teknologi informasi, misalnya dengan e_istanobasapagaruyung,” ujarnya.

Supardi amat berharap hal-hal budaya dan karakteristik identitas Minangkabau ini dapat diakses oleh semua masyarakat Minangkabau, baik di ranah maupun yang besar di perantauan, sebagai pengetahuan dan pelajaran kebaikan. “Untuk pengembangan aktivitas Istano Basa Pagaruyung, agar juga melibatkan kalangan seniman, budayawan dan wartawan, sehingga eksplorasi berbentuk even dan kegiatan keberadaan istano Basa Pagaruyung terukur, terjaga dan menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Barat secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umumnya,” harap Supardi.

Supardi juga menambahkan, secara spesifik pariwisata lebih maju dan terkemuka itu berbasis budaya. Lihatlah wisata Bali, Yogyakarta, serta negara-negara maju lainnya pariwisatanya konsen terhadap wisata berbasis budaya.


 

 


File PDF tidak tersedia