Komisi I Studi Komparatif Ke BUMDes Berprestasi Milik Desa Panggungharjo

Komisi I DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melaksanakan studi komparatif ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terkait peningkatan ekonomi masyarakat melalui badan usaha milik desa (BUMDes) pada 24 hingga 27 Juli lalu. Saat studi komparatif tersebut, Komisi I mengunjungi Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Bersama Komisi I, ikut serta pula perwakilan dari badan penghubung, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Sumbar serta Biro Umum Setdaprov Sumbar. \\\"Desa itu kami kunjungi karena di sana BUMDesnya sangat terkenal dan sangat berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat. BUMDes tersebut bahkan meraih prestasi di tingkat daerah, nasional dan bahkan internasional. Selain juga berhasil menjalin kerja sama dengan perusahaan ternama yakni Danone Aqua,\\\" ujar Ketua Komisi I, Sawal. Atas keberhasilan mengelola BUMDes tersebut, Desa Panggungharjo memperoleh penghargaan dari berbagai lembaga pemerintahan tingkat kabupaten/kota hingga dari pemerintah pusat. Termasuk pula penghargaan sebagai \\\'Desa Anti Korupsi\\\' dari KPK dan penghargaan dari NGO internasional sebagai \\\'Desa Sangat Peduli Lingkungan\\\'. Sawal mengatakan dengan studi komparatif tersebut diharapkan banyak hal yang bisa diambil dan ditiru dari BUMDes Desa Panggungharjo tersebut. Sehingga BUMDes atau badan usaha milik nagari (BUMNag) yang ada di Sumbar bisa berkembang, maju dan mampu pula meningkatkan perekonomian masyarakat. Sawal menjelaskan pemerintah pusat memang mengamanatkan pendirian BUMDes/BUMNag untuk meningkatkan kesejahteraan desa. Hal ini diatur dalam pasal 8 Peraturan Menteri Tentang BUMDes. \\\"Komisi I yang salah satunya membidangi penyelenggaraan pemerintahan, termasuk pemerintahan desa/nagari merasa perlu untuk mengunjungi BUMDes yang terkenal dan berhasil di provinsi lain. Sehingga kita bisa pula membuat BUMNag di provinsi kita maju dan berkembang,\\\" ujarnya. Saat studi komparatif tersebut, Lurah Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hardi menjelaskan sejarah dan perkembangan BUMDes milik Panggungharjo tersebut, yakni BUMDes Panggung Lestari. BUMDes Panggung Lestari telah berdiri sejak Tahun 2012 berawal dari unit usaha KUPAS (Kelompok Usaha Pengelola Sampah). Seiring berjalan waktu dan keluarnya peraturan pemerintah pusat pemerintahan desa, BUMDes tersebut terus berkembang hingga kemudian memiliki dua tambahan unit usaha lagi selain KUPAS, yakni swadesa dan agrobisnis. Untuk unit usaha KUPAS, hingga tahun 2022 ini jumlah pelanggannya meningkat pesat yakni lebih dari 1.300 pelanggan. Selain mendapatkan penghasilan dari retribusi, KUPAS juga memperoleh hasil penjualan dari pemilahan sampah rongsokan (bahan daur ulang), bahan organik untuk pupuk organik, bahan organik untuk pakan ternak dan sumber energi dalam bentuk biomas/biogas. Di desa tersebut terdapat 21 bank sampah. Untuk daerah yang belum memiliki bank sampah, sampah dijemput dengan sistem layanan jemput. BUMDes tersebut juga mengembangkan sistem angkut dan pilah sampah dari masyarakat. Sehingga diuoayakan sampah masyadakat bisa seoptimal mungkin didaur ulang. Untik sampah yang dikelola menjadi pupuk, setidaknya sudah dihasilkan sebanyak lebih dari 4 kwintal pupuk padat dan ratusan liter pupuk organik cair. Selain itu, pada Tahun 2016 BUMDes tersebut memulai kerjasama dengan PT. Tirta Investama (Danone Aqua) dalam bidang pengelolaan minyak goreng bekas/jelantah (UCO) menjadi bahan bakar pengganti solar. BUMDes tersebut mengirimkan 42 ribu liter UCO per tahun ke Danone Aqua. Kemudian ada pula unit usaha pengelolaan minyak nabati dari pemerasan biji nyamplung dengan rata-rata produksi 400 hingga 600 liter per bulan. Lalu, unit usaha Swadesa (swalayan desa). Di sini terdapat gerai-gerai penjualan produk-produk masyarakat desa. Dari hasil studi komparatif dan diskusi tersebut Komisi I DPRD Sumbar menilai BUMdes Panggung Lestari yang dimiliki Desa Panggungharjo mampu berkembang dengan mengupayakan seoptimal mungkin produktivitas masyarakat dan sumber daya yang ada. \\\"Keberhasilannya juga karena dukungan dan peran aktif masyarakat. Terutama komitmen yang tinggi dari pemerintah desanya,\\\" ujar Sawal. Selain itu, tambah dia, di sana hubungan masyarakat dan pemerintah desa tidak sebatas hubungan administratif saja, melainkan hubungan kemitraan strategis dalam berbagai kegiatan usaha BUMDesnya.(04)