Tunjang Progul Gubernur, Delapan OPD Mitra Komisi II Kelola Rp 600 Miliar

PADANG,- Komisi II DPRD Sumbar, membahas Rancangan peraturan daerah (Ranperda) tentang APBD tahun 2022 bersama mitra kerja, OPD lingkungan pemerintah provinsi. Jumat-Minggu (23-24/10) Di Kota Bukitinggi. 
 
Dari pembahasan tersebut terungkap, seluruh mitra kerja komisi II yang diantaranya Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Holtikultura, Dinas Peternakan dan kesehatan hewan, Dinas Kelautan Perikanan, serta Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi akan mengelola anggaran sebesar Rp 600 miliar pada APBD 2022.
 
 
" Sejumlah program unggulan (progul) Gubernur dan Wakil Gubernur seperti alokasi 10 persen apbd untuk pertanian, mencetak milenial 100 ribu entrepreneur, terletak pada mitra kerja komisi II. Untuk mengakomodir progul gubernur pemerintah provinsi alokasikan Rp600 miliar, " ujar Ketua Komisi II DPRD Sumbar Arkadius Dt Intan Bano, saat dihubungi Minggu (24/10).
 
Dia mendorong progul tersebut, bisa terakomodir oleh komposisi APBD 2022, nantinya pada tahun tersebut pemerintah provinsi  melalui Biro Perekonomian juga akan membangun BUMD Agro, begitupun Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi serta Dinas Perdagangan dan Industri yang akan menjalankan program pelatihan fokus perdagangan digital bagi pedagang pedagang. 
 
Dalam pembahasan dengan mitra anggaran yang baru bisa direalisasikan untuk sektor pertanian masih delapan persen,  namun pada pembahasan yang lebih mendalam akan ditambah melalui pos pokok pikiran (pokir) dewan. 
 
" Untuk sektor  pertanian khusus hasil padi, pemerintah daerah menargetkan 1,6 ton pada tahun 2026, begitupun dengan jagung ," jelasnya. 
 
Dia mengatakan, pada tahun 2022  akan dibangun pabrik pengelolaan jagung dan jenis tanaman lainya, untuk dinas perdagangan nantinya juga ada program seratus ribu women entrepreneur. 
 
Dalam mengelola anggaran tersebut,  komisi berharap jangan melebar dan harus ada pengawalan strategis untuk mencapai optimalisasi progul. 
 
Bercermin pada komposisi Ranperda APBD 2022 yang diajukan sebesar Rp 6,6 triliun , komisi optimis keuangan daerah mampu mengakomodir  program yang akan dilaksanakan tersebut, tinggal pengawasan saja agar bisa berjalan optimal. 
 
" Banyak sektor yang akan dikelola dan nanti muaranya juga akan menekan angka pengangguran, salah satunya pada dinas tenaga kerja dan transmigrasi, " katanya. 
 
Sementara itu Anggota Komisi II DPRD Sumbar Nufirman Wansah  mengatakan OPD-OPD terkait mesti menjalankan program itu dengan optimal, dari proses pendampingan hingga ketersediaan logistik penunjang produksi. 
 
Persoalan yang sering ditemui saat ini, Para petani di daerah-daerah masih mengeluhkan harga pupuk yang melebihi ketentuan harga eceran tertinggi (HET). (03)