PADANG,- Akhir-akhir ini, masyarakat tengah diresahkan dengan meroketnya harga tiket pesawat, untuk menindaklanjuti hal tersebut, Komisi IV DPRD Sumbar akan memanggil Asosiasi Maskapai Dalam Negeri atau Indonesia National Air Carrier (INACA) untuk melakukan rapat dengan sejumlah unsur.
" Ini merupakan masalah serius dan berdampak buruk terhadap sejumlah sektor, kita akan memanggil pihak terkait agar mendapatkan solusi yang berpihak kepada masyarakat, " ujar Anggota Komisi IV DPRD Sumbar Sabar As, saat ditemui Senin (28/1).
Dia mengatakan, dengan tingginya harga tiket pesawat akan mempengaruhi iklim perekonomian, dimana sektor pariwisata akan lesu serta tingkat hunian hotel rendah. Seperti diketahui, sektor pariwisata merupaka unggulan di Sumbar dan banyak memberikan kontribusi terhadap pengembangan daerah.
Dalam keprihatinan ini, mesti ada langkah serius dari pemerintah daerah , mahalnya tiket penerbangan juga akan mengganggu iklim investasi, dimana para investor akan berpikir ulang untuk menanamkan modalnya ke Sumbar, hal ini mesti dievaluasi oleh pihak terkait dan ditinjau ulang agar tidak memberatkan kepada masyarakat.
" Seharusnya asosiasi tidak memikirkan kepentingan sesaat, harus ada win-win solution untuk masyarakat," katanya.
Dia meminta, permasalahan ini jangan sampai berlarut larut dan mesti ditanggapi serius oleh pihak terkait, akibat hal ini sangat besar dan harus diselesaikan.
Anggota Komisi IV DPRD Sumbar, Rafdinal menyampaikan, harusnya harga tiket pesawat tidak mahal lagi, karena momen tahun baru atau libur sekolah sudah lewat.
"Ini sudah menjadi isu nasional, jadi harus disikapi pemerintah sebagai pengatur regulasi. Bukan persoalan kaya tidak kaya, ini berkaitan dengan kebutuhan masyarakat yang ingin cepat," ujar Rafdinal
Ia menambahkan, pemerintah harus bersikap tegas dan mencari jalan keluar, karena jika tetap dibiarkan melonjak mahalnya harga tiket pesawat ini akan membebani masyarakat.
"Saya sudah cek, ternyata lebih murah pula memakai penerbangan transit ke luar negeri dulu dibanding biaya tiket antar provinsi. Sebagai contoh saya cek, tiket ke Jakarta, yang biasanya Rp800 ribu dari Padang sekarang sampai Rp1,5 juta. Sementara kalau ke Kuala Lumpur dulu hanya Rp1,1 juta," katanya.
Politisi PKS ini mengatakan, jika saat ini masyarakat beralih ke angkutan darat akan sulit juga. Sebab kondisi transportasi antar provinsi yang ada di Sumbar terutama yang menuju pulau Jawa umumnya sudah tak memadai dan dari segi jumlah juga sedikit. (publikasi03)