Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat geram melihat alokasi anggaran kepariwisataan. Anggaran yang dirancang, banyak tersedot untuk iven yang dinilai tak penting. Di antaranya Rp1 miliar dialokasikan untuk kegiatan fashion show.
Sekretaris Komisi V DPRD Sumbar, Nofrizon menyoroti besarnya anggaran yang diplot untuk mendanai kegiatan Minang Fashion Show tersebut. Ia menilai, kegiatan itu belum terlalu mendesak dan tidak akan berdampak signifikan terhadap kemajuan pariwisata.
"Kegiatan ini tidak terlalu mendesak dan tidak perlu juga rasanya mengalokasikan dana sebesar itu. Pengembangan destinasi wisata masih membutuhkan dana besar dan lebih penting daripada menggelar iven-iven tak penting seperti itu," katanya, Selasa (4/11) di sela-sela rapat dengan mitra kerja dari pihak eksekutif terkait APBD provinsi Sumatera Barat tahun 2015.
Bahkan, Nofrizon sampai pada kesimpulan bahwa iven fashion show yang akan digelar oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) tersebut sarat dengan muatan politik untuk suksesi tahun 2015. Ia mengingatkan, Badan Anggaran DPRD Sumbar perlu menggarisbawahi anggaran tersebut.
"Ini sarat dengan nuansa politik dan Banggar DPRD harus menggarisbawahi anggaran untuk kegiatan ini. Yang dibutuhkan saat ini adalah pengembanan destinasi wisata karena objek wisata saat ini kondisinya masih memprihatinkan," tukasnya.
Selain iven Minang Fashion Show yang akan menelan anggaran Rp1 miliar, ia juga membeberkan banyak kegiatan berupa iven-iven lainnya yang dimasukkan dalam rancangan APBD dengan biaya cukup besar. Ia melihat, dari kegiatan yang banyak berupa iven-iven tak penting itu, Dinas Pariwisata Sumbar seolah-olah Event Organizer (EO).
"Anggaran untuk sarana promosi diusulkan Rp700 Juta, ini juga angka yang sangat fantastis. Dinas terkait terlalu banyak membuat kegiatan yang menghamburkan anggaran tetapi hanya untuk kepentingan sesaat," tandasnya.
Meski anggaran untuk pembenahan objek wisata juga diusulkan senilai Rp7 miliar dari Rp25 miliar yang dianggarkan untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, ia menilai anggaran tersebut sangat minim untuk pembenahan fisik ojek wisata.
Sementara, untuk menggelar iven-iven dianggarkan Rp4,46 miliar. Di samping Rp1 miliar untuk Minang Fashion Week, secara keseluruhan terdapat Rp4,46 miliar lebih dianggarkan yang masuk dalam pengembangan ekonomi kreatif, antara lain Rp150 juta untuk memfasilitasi pergelaran ekonomi kreatif di Anjungan Sumbar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Masih di TMII, ada lagi acara ekonomi kreatif lainnya dengan anggaran sebesar Rp300 juta.
Pemilihan Uda Uni Duta Pariwisata Sumbar diusulkan anggaran sebesar Rp250 juta dan ivent Gita Bahana Nusantara 2015 Rp150 juta. Ada juga iven bernama Festifal Produk Kreatif yang diusulkan anggaran sebesar Rp250 juta. Kemudian, partisipasi pada iven Ekonomi Kreatif dan Budaya Nasional diusulkan anggaran senilai Rp100 juta serta partisipasi pada Pawai Seni dan Budata Kreatif dengan anggaran Rp 100 juta. (padangmedia.com)