TANAHDATAR - Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, jalur transportasi antar daerah harus terbuka. Akses lintas daerah akan mempercepat gerak roda perekonomian masyarakat dan pengembangan potensi daerah di berbagai sektor.
Hal itu ditegaskan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Arkadius Datuak Intan Bano saat meninjau titik akses antara kabupaten Tanahdatar dengan Kabupaten Solok di Bukit Tamusu Nagari Balimbiang Kecamatan Rambatan, Tanahdatar, Kamis (6/4). Jalur tersebut hanya tersisa sekitar 400 meter yang belum diaspal tepat di perbatasan sehingga belum optimal sebagai perlintasan perdagangan dan jalur transportasi.
"Untuk percepatan gerak roda perekonomian, tidak bisa tidak, akses lintas daerah harus terbuka. Setiap kabupaten dan kota harus terhubung dengan akses jalan yang memadai," katanya.
Dia sangat menyayangkan, akses jalan Tanahdatar-Solok di kawasan Bukit Kanduang tersebut terputus hanya setengah kilometer sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara optimal. Akses yang masih terbengkalai berada di dalam wilayah Kabupaten Solok.
"Tentunya ini sangat disayangkan, padahal kalau akses ini terbuka akan menggerakkan roda perekonomian ke dua daerah," ujarnya.
Arkadius menambahkan, kondisi ini menjadi perhatian DPRD Provinsi Sumatera Barat untuk disegerakan. Akses lintas daerah tidak hanya akan dipacu untuk daerah Tanahdatar - Solok saja. Seluruh daerah harus terbuka seperti dari Tanahdatar ke Sawahlunto, Padangpanjang, Limapuluh Kota, Pesisir Selatan - Solok dan seterusnya.
"Selain untuk akses distribusi komoditi, jalan penghubung akan sangat potensial menunjang sektor pariwisata karena hampir di seluruh daerah di Sumatera Barat memiliki objek wisata potensial," lanjutnya.
Khusus untuk akses jalan penghubung Tanahdatar - Solok, Arkadius meminta ke dua kepala daerah untuk bersinergi dan sama-sama memberikan perhatian. Apabila dalam kajian teknis nantinya bisa menjadi kewenangan provinsi, dua daerah itu hendaknya segera mengajukan ke pemerintah provinsi.
Tokoh masyarakat Bukit Tamusu Nagari Balimbiang Peto Sutan menjelaskan, akses jalan tersebut sangat vital bagi masyarakat khususnya Nagari Bukik Kanduang di Kabupaten Solok dan Balimbiang di Tanahdatar.
Hal itu ditegaskan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Arkadius Datuak Intan Bano saat meninjau titik akses antara kabupaten Tanahdatar dengan Kabupaten Solok di Bukit Tamusu Nagari Balimbiang Kecamatan Rambatan, Tanahdatar, Kamis (6/4). Jalur tersebut hanya tersisa sekitar 400 meter yang belum diaspal tepat di perbatasan sehingga belum optimal sebagai perlintasan perdagangan dan jalur transportasi.
"Untuk percepatan gerak roda perekonomian, tidak bisa tidak, akses lintas daerah harus terbuka. Setiap kabupaten dan kota harus terhubung dengan akses jalan yang memadai," katanya.
Dia sangat menyayangkan, akses jalan Tanahdatar-Solok di kawasan Bukit Kanduang tersebut terputus hanya setengah kilometer sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara optimal. Akses yang masih terbengkalai berada di dalam wilayah Kabupaten Solok.
"Tentunya ini sangat disayangkan, padahal kalau akses ini terbuka akan menggerakkan roda perekonomian ke dua daerah," ujarnya.
Arkadius menambahkan, kondisi ini menjadi perhatian DPRD Provinsi Sumatera Barat untuk disegerakan. Akses lintas daerah tidak hanya akan dipacu untuk daerah Tanahdatar - Solok saja. Seluruh daerah harus terbuka seperti dari Tanahdatar ke Sawahlunto, Padangpanjang, Limapuluh Kota, Pesisir Selatan - Solok dan seterusnya.
"Selain untuk akses distribusi komoditi, jalan penghubung akan sangat potensial menunjang sektor pariwisata karena hampir di seluruh daerah di Sumatera Barat memiliki objek wisata potensial," lanjutnya.
Khusus untuk akses jalan penghubung Tanahdatar - Solok, Arkadius meminta ke dua kepala daerah untuk bersinergi dan sama-sama memberikan perhatian. Apabila dalam kajian teknis nantinya bisa menjadi kewenangan provinsi, dua daerah itu hendaknya segera mengajukan ke pemerintah provinsi.
Tokoh masyarakat Bukit Tamusu Nagari Balimbiang Peto Sutan menjelaskan, akses jalan tersebut sangat vital bagi masyarakat khususnya Nagari Bukik Kanduang di Kabupaten Solok dan Balimbiang di Tanahdatar.
"Hampir 90 persen masyarakat di dua kenagarian berbatasan menggunakan akses jalan yang masih terputus ini, baik untuk mengangkut hasil pertanian maupun sebagai akses anak-anak sekolah," terangnya.
Atas nama masyarakat dia meminta, pemerintah provinsi memberikan perhatian untuk melanjutkan pembangunan jalan tersebut. Melalui Wakil Ketua DPRD Provinsi, mantan walinagari Balimbiang ini berharap akses jalan penghubung dua kabupaten itu bisa dianggarkan kelanjutan permbangunannya. *Publikasi