Ketua DPRD Sumbar Ajak Generasi Muda Bangun Kepemimpinan Berbasis Nilai Minangkabau

PADANG, — Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Muhidi, mendorong generasi muda untuk membentuk karakter kepemimpinan sejak dini dengan berlandaskan falsafah Minangkabau. Menurutnya, pemimpin masa depan harus memiliki kemampuan kolaborasi, serta memahami nilai adat, agama, dan ilmu pengetahuan sebagai fondasi utama.

Pernyataan tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara dalam Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) bagi pengurus OSIS SMK se-Sumbar, Selasa (15/7), di salah satu hotel di Kota Padang.

"Generasi muda Sumbar harus memiliki kesadaran kepemimpinan yang kuat dan mulai menuliskan cita-citanya sejak sekarang. Kepemimpinan bukan lagi soal menjadi 'superman', tapi bagaimana menjadi bagian dari 'superteam' yang mampu membangun kolaborasi," ujar Muhidi.

Ia menekankan pentingnya pemahaman terhadap filosofi kepemimpinan Minangkabau yang dikenal dengan Tigo Tungku Sajarangan, yakni sinergi antara peran Ninik Mamak, Cadiak Pandai, dan Alim Ulama. Ketiga unsur tersebut, kata Muhidi, harus menjadi inspirasi dalam membentuk pola pikir dan sikap seorang pemimpin masa depan.

"Falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) bukan hanya semboyan. Kita perlu memahami bagaimana ketiga unsur ini bekerja agar bisa menjadi pemimpin yang membangun Sumbar dengan nilai-nilai kearifan lokal,” tegasnya.

Muhidi juga mendorong para peserta untuk mulai merancang masa depan dengan serius, tanpa menunggu kesiapan yang sempurna. “Bangun pola pikir positif, tulis cita-cita sejak dini. Kepemimpinan harus dimulai dengan niat, kedisiplinan, dan semangat belajar yang berkelanjutan,” pesannya.

Ia mengingatkan bahwa generasi muda tidak boleh melupakan akar budaya Minangkabau, sekaligus harus membekali diri dengan kemampuan berbahasa asing agar mampu bersaing dan mendapatkan pengalaman global.

“Di mana pun berada dan dalam situasi apa pun, generasi muda harus memiliki semangat belajar tinggi. Bekali diri dengan kemampuan komunikasi global agar siap menjemput peluang di luar negeri,” tambahnya.

Muhidi juga menekankan bahwa pemimpin abad ke-21 harus adaptif, tenang dalam menghadapi tekanan, serta memiliki kemampuan membaca situasi secara tajam. “Seorang pemimpin harus tetap jernih saat menghadapi kekacauan. Kecakapan mengambil keputusan di saat kritis adalah bekal penting bagi pemimpin muda masa depan,” ujarnya.