BUKITTINGGi,-Kebudayaan merupakan sektor potensial yang diyakini bisa memberikan dampak positif untuk pembangunan ekonomi pada suatu daerah. Banyak daerah-daerah di Indonesia membuktikan, kebudayaan memberikan kemajuan yang signifikan jika dimanfaatkan se optimal mungkin.
Hal tersebut diungkapkan Ketua DPRD Sumbar Supardi saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Pemangku Kebudayaan, baru-baru ini di salah satu Hotel di Kota Bukittinggi. Bimtek tersebut diikuti oleh 75 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan dari Kota Payakumbuh.
"Pada kenyataan yang terjadi sekarang, Payakumbuh berkembang hanya sebagai kota persinggahan, bukan untuk tujuan. Sebagai besar perputaran ekonomi, ditopang oleh sektor UMKM dan kuliner. Jika tidak ada inovasi dari kepala daerah, Payakumbuh akan abis digerus dinamika pembangunan," katanya.
Dia menyebut secara struktur APBD, Payakumbuh tidak besar. Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih bertumpu pada pajak dan retribusi, tidak ada inovasi yang signifikan sejauh ini. Jika tidak ada UMKM dan kuliner, rusak lah tatanan sosial ekonomi masyarakat Payakumbuh, "tentunya" seperti kota mati.
Dari seluruh persoalan yang ada, seluruh pihak harus mencari solusi untuk Payakumbuh kedepan, termasuk menjaga kelangsungan generasi kedepan. Kota ini harus menjadi tujuan bukan persinggahan, salah satu yang harus menjadi dimajukan dan dijual pada daerah luar adalah budaya.
Budaya yang ada di Payakumbuh Tidak ada didaerah lain, hal itu merupakan potensi yang harus dimanfaatkan untuk mengundang orang datang dari berbagai daerah dan negara lain.
"Belajar dari Kota Banyuwangi, sekarang kota itu membranding diri sebagai kota festival, setiap minggu selalu diadakan. Bahkan turis mancanegara ikut memeriahkan festival yang digagas oleh kepala daerah itu, maka memberikan dampak positif terhadap kemajuan daerah," katanya.
Dengan mengangkat iven dan festival budaya, bisa menjadi daya tarik masyarakat untuk datang ke Payakumbuh. Dengan kunjungan tersebut otomatis akan menggerakkan roda perekonomian kota.
"Selama menjadi Ketua DPRD saya sudah sering mengangkat festival budaya bertaraf internasional. Dan orang luar negeri kagum dengan budaya dan tradisi kita, karena tidak menemukan di daerah lain, ini akan menjadi peluang untuk dilanjutkan," papar Supardi.
Supardi juga mengajak para tokoh adat untuk "mambangkik batang tarandam" dengan menggali lagi budaya, kesenian dan tradisi Payakumbuh yang hampir punah.
"Payakumbuh punya berbagai tradisi dan kesenian lama yang kini mungkin hampir punah. Ada Sirompak, Basijobang, Tari Podang, Talempong Batu, dan berbagai kesenian asli Payakumbuh. Ini luar biasa, dan jika ditampilkan akan membuat Payakumbuh mendunia," tegas Supardi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin berharap bimtek ini memberikan pemahaman kepada tokoh adat yang hadir terkait pemajuan kebudayaan.
"Kepada para niniak mamak, bundo kanduang, alim ulama, cadiak pandai dan parik paga nagari yang hadir, kami berharap kita bersama sama menjaga kebudayaan kita, karena kebudayaan adalah untuk menjaga kita bersama dari hal hal negatif," harap Jefrinal. (03)