DPRD Dukung Kelanjutan Pembangunan Monumen PDRI

                            

Limapuluh Kota, Set DPRD---Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat dukung kelanjutan pembangunan Monumen Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dibangun di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Gunung Omeh Kabupaten Limapuluh Kota.

            "Kami sangat mendukung kelanjutan pembangunan Monumen PDRI ini, karena hal ini sangat besar manfaatnya bagi generasi yang akan datang guna mengetahui sejarah PDRI. Monumen ini akan jadi tonggak sejarah PDRI di Indonesia," ungkap Ketua Komisi V DPRD Sumbar Drs. H. Apris kepada wartawan saat meninjau Monumen PDRI ini bersama Anggota Komisi V lainnya, yakni Yulfitni Djasiran, SH, Irsyad Safar, Lc, M.Ed dan Endarmy serta Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Sumbar Drs. Gatot Santoso, Selasa (3/5).

            Dikatakan Apris, DPRD minta kepada Pemerintah Pusat dan DPR RI untuk dapat menganggarkan dana kelanjutan pembangunan Monumen PDRI ini. Untuk ini, Komisi V akan membawa persoalan ini dalam rapat dan melaporkannya kepada Pimpinan DPRD untuk ditindaklanjuti.

            "Kami akan segera membahas persoalan ini dalam rapat, sehingga kami dapat memutuskan langkah-langkah yang mesti dilakukan untuk mempercepat pembangunan monumen ini dan melaporkannya kepada pimpinan. Selain itu, kami juga akan berkoordinasi dengan instansi terkait dan Gubernur Sumbar," ucap Apris.

            Anggota Komisi V DPRD Sumbar Yulfitni Djasiran menambahkan, kelanjutan pembangunan Monumen PDRI ini juga harus diikuti dengan pembangunan infrastruktur jalan dan pendukung lainnya yang ada di dalam areal Monumen PDRI ini. "Infrastruktur jalan dan pendukung ini perlu segera juga dilakukan pembangunannya. Jadi ketika monumen ini selesai, akses jalan dan sarana pendukung lainnya juga sudah selesai dan masyarakat yang ingin berkunjung ke sini juga akan mudah dan nyaman," sebut Yulfitni.

            Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Limapuluh Kota Drs. Novian Burano menjelaskan, pembangunan monumen ini dimulai sejak tahun 2013 lalu dan sudah menghabiskan dana sebesar Rp. 40 Milyar. Sumber dana berasal dari APBN, yakni melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bangunan monumen ini berkonsepkan Rumah Bagonjong dan terdiri dari dua bagian, yakni Auditorium dan Museum.

"Di Auditorium ini akan diputarkan perjalanan sejarah PDRI. Sedangkan pada bagian Museumnya akan diisi dengan barang-barang bersejarah yang dulunya dipergunakan oleh PDRI, seperti Radio Besar yang dipakai untuk memancarkan siaran berita PDRI sampai ke New Delhi India, mesin pencetak uang dan lain sebagainya," terang Novian Burano.

Ditambahkannya, semua peninggalan bersejarah PDRI ini sekarang ini letaknya tersebar di berbagai tempat, seperti Radio Besar tersimpan di RRI Bukittinggi dan mesin pencetak uang yang tersimpan di Jambi. "Nanti setelah Monumen PDRI ini selesai, maka kesemua barang-barang bersejarah ini akan kami kumpulkan kembali dan diletakkan di Museum Monumen PDRI ini. Jadi generasi muda yang belum tahu secara jelas sejarah PDRI ini akan bisa melihat dan mengetahuinya," tukas Novian Burano.

Selanjutnya Novian Burano menyampaikan, sarana pendukung lainnya yang akan dibangun guna menunjang keberadaan Monumen PDRI ini adalah pembangunan Losmen atau tempat penginapan. Bangunan Losmen ini nantinya akan diberinama dengan nama tokoh-tokoh PDRI, seperti Losmen Syafruddin Prawiranegara."Sampai selesai, pembangunan Monumen PDRI akan menghabiskan dana sebesar Rp. 900 Milyar," jelas Novian Burano mengakhiri. */Publikasi