PSBR Harapan Padang Panjang Butuh Perhatian Pemprov Sumbar

 

Padang, Set DPRD---Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Harapan Padangpanjang butuh banyak perhatian dari Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Sumbar. Satu dari delapan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Sosial Sumbar yang fokus membina remaja perempuan tersebut, butuh peralatan dan peningkatan daya tampung. 

 Anggota Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Barat Yulfitni Djasiran, SH di sela-sela kunjungan kerja Komisi V ke PSBR Harapan Padang Panjang, Sabtu (5/3) menyebutkan, masih ada kekurangan peralatan, mesin banyak manual, harusnya juga dikenalkan dengan alat yang lebih modern. “Selain itu, pembenahan bangunan juga harus disenggerakan," ujar Yulfitni Djasiran.

 Kunjungan tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi V Drs. Apris Yaman. Ikut dalam kunker ini Nofrizon, S.Sos, Yuliarman, Irsyad Syafar, Lc. M.ed, Amora Lubis, S.Sos.I, Drs.Achiar,S.Pd, MM,  Endarmy, Marlina Suswati,SE dan Zusmawati, SE, MM. Kehadiran rombongan komisi ini disambut oleh Kasubag Tata Usaha PSBR, Andriati. 

 Ketua Komisi V, Apris menegaskan, tahun ini Komisi yang dia pimpin fokus membenahi seluruh Panti sosial (Pansos) di UPTD Dinas Sosial Provinsi. Hal Ini membuka jalan untuk peningkatan panti sosial untuk lebih maju lagi. sehingga permasalahan sosial yang terjadi dapat ditangani secara baik. 

 â€œSelain peralatan, termasuk juga programnya butuh pengembangan. Yang tak kalah kalah penting pola pembinaan, akhlak dan mental harus dimerdekaan dahulu. Karena anak-anak yang masuk di sini kan dari berbagai latar belakang, jadi pembinaan yang bersifat mental, harus diutamakan dahulu," ujar Apris.

 Kunker ini merupakan yang ke 4 dari 8 Panti, dari kunjungan ini Komisi V mendapatkan banyak keluhan dan harapan , terutama soal anggaran. Aris berjanji yang menyangkut dengan anggaran akan diusahakan di APBD Perubahan 2016 ini atau 2017 mendatang. 

 Sementara itu, Kasubag Tata Usaha PSBR Andriati menjelaskan, banyak remaja perempuan terutama yang putus sekolah yang ditampung pada panti ini. Sejak tahun 2011 hingga 2015 panti ini sudah melatih seribu lebih peserta. Pesertanya dari 19 kabupaten/kota di Sumbar, Usia 15 sampai 21 tahun. 

 "Kegiatan baru dua, Keterampilan kostum dan bordir, namun ke depan banyak siswa yang meminta dibuka jurusan tata rias dan tata boga. Ke depannya kita ingin, program tersebut bisa terwujud dan untuk ini tentu butuh anggaran dan peralatan," sebutnya. 

 Ditambahkan Andriati, dukungan anggaran sangat dibutuhkan untuk itu. Saat ini mereka hanya sanggup menerima 200 angkatan setahun. Selain untuk kebutuhkan kosumsi dan bahan untuk anak didik, setelah lulus juga disediakan bantuan usaha serta peralatan. 

 "Agar ilmu yang diberikan tidak sia-sia, perlu juga kelompok yang dibentuk Dinas Sosial mendukung mereka setelah pelatihan. Perlu juga komitmen para kepala daerah untuk kelangsungan usaha mereka," ingatnya.  

 Untuk waktu dekat, anggaran perubahan bisa membenahi bangunan yang rusak akibat angin kencang. Oleh karena itu, pihaknya sangat berharap DPRD Sumbar bisa mendorong. “Selain keterampilan menjahit, di panti ini juga ada juga bimbingan sosial, Agama, sosiologi dan juga kewirausahaan,” terang Andriati.

 Masukan lainnya juga datang dari Anggota Komisi V lainya, seperti Achiar yang pada kesempatan ini mengingatkan agar pelatihan untuk tingkat lanjutkan mesti diusahakan. Dirinya ingin, peserta didik jangan hanya dikenalkan ilmu dasar saja. "Perlu kelas khusus untuk angkatan lanjutan. Kalau memang ada rencana jurusan boga dan tata rias ini cukup bagus. Namun harus segera disikapi dinas provinsi," tegasnya. 

 Sementara itu, Endarmy ingin jumlah peserta ditingkatkan. Lalu, Sekretaris Komisi V, Nofrizon meminta pihak panti aktif memasukan usulan, baik program ataupun anggaran. "Ajukan sebanyak-banyak nya, lalu biar dewan yang membahas lebih lanjut," anjur Nofrizon. 

 Di Panti tersebut, satu anggatan belajar selama 6 bulan. Mereka diberi pelatihan dari pagi hingga sore. Salah seorang siswi panti asal Sitiung Dharmasraya Kurniawati mengakui, dirinya sangat senang ikut pelatihan tersebut.  â€œSaya sangat senang, karena tak ada biaya untuk kuliah dan dirinya memang sengaja ikut program Panti demi menguasai keterampilan. Setelah pelatihan nantinya bisa tentu akan bisa membuka usaha sendiri,” ungkap Kurniawati. */Publikasi