Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Supardi meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan ketika musibah gempa terjadi.
Di sisi lain, pihaknya juga mengimbau kepala daerah untuk memberikan perhatian terhadap sarana mitigasi bencana seperti jalur evakuasi hingga shelter.
Supardi saat diwawancarai, Rabu (25/4) mengatakan, dari 5 juta lebih penduduk Sumbar, 20 persen atau 1 juta di antaranya tinggal di kawasan rawan bencana. Mulai dari ancaman gempa, tsunami, banjir, longsor, dan juga letusan gunung api.
Dia mengatakan terkait gempa, Sumbar dilewati tujuh segmen patahan besar Sumatera yang berpotensi menimbulkan gempa dengan magnitudo 6,9 hingga 7,6. Selain itu, terdapat potensi gempa cukup besar dari segmen megathrust Mentawai yang terakhir kali terjadi pada tahun 1797.
Ia meminta agar perhatian terhadap sarana mitigasi dan tanggap bencana mesti benar-benar optimal. Terkait pelaksanaannya, dirinya meminta semua pihak bisa berkoordinasi agar bisa menanggulangi dampak buruk bencana alam.
“Kita minta perhatian pemerintah dalam membangun fasilitas-fasilitas untuk penanganan bencana harus kuat. Daerah kita rawan. Harusnya disiapkan standar operasional prosedur (SOP) jelas pra-bencana maupun pasca-bencana,” ingat dia.
Untuk diketahui, menurut kajian ahli kebencanaan, yaitu Rusnardi Rahmat Putra, selama 20 tahun terakhir korban jiwa akibat berbagai jenis bencana alam seperti gempa, longsor, hingga banjir mencapai 2.882.
Dalam hal ini, gempa menjadi bencana alam yang besar memakan korban jiwa, yaitu sebesar 1.768, untuk kerusakan rumah masyarakat sebesar 356.264.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Sumbar, Zulkenedi Said, mengatakan kewaspadaan akan bencana hendaknya tidak hanya terfokus pada bulan tertentu, setiap bulan hendaknya waspada, karena ancaman bencana mengintai setiap saat.
Sumbar merupakan daerah yang terdiri dari pegunungan, perbukitan serta garis pantai, tidak hanya tsunami dan gempa, banyaknya sistem drainase yang belum optimal maka banjir serta longsor merupakan ancaman paling dekat. “Jadi jangan fokus pada bulan tertentu, setiap bulan juga harus waspada,” kata Zulkenedi Said.