Kopi Mempengaruhi Perkembangan Ekonomi Masyarakat Minangkabau.

PAYAKUMBUH,- Kopi merupakan komoditas yang memiliki sejarah panjang dalam perkembangan ekonomi masyarakat Minangkabau. Untuk itu seluruh pihak harus mengangkat kembali jenis tanaman ini karena memiliki pangsa pasar yang luas hingga sekarang.

Hal tersebut diungkapkan Ketua DPRD Sumbar Supardi saat menghadiri Festival Keragaman Kopi yang digelar (10-13/12) di Agam Jua Cafe Kota Payakumbuh. Dikatakannya kopi tidak sekedar jenis minuman, namun juga bagian dari sejarah dan kebudayaan Sumbar.

"Para leluhur dahulu menjalin komunikasi untuk kepentingan ekonomi dengan masyarakat luar selalu menyuguhkan kopi.
Jadi tanaman ini berkontribusi dalam pembangunan daerah dari sektor perkebunan ," ujarnya.

Dia menjelaskan dahulu para alim ulama berkali-kali naik haji karena berkebangnya perkebunan kopi yang merata tumbuh di hampir 100 persen wilayah Sumbar.
Tidak hanya kopi, begitupun dengan emas dan akasia menjadi komoditas andalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan sejarah perkopian di Minangkabau penanaman sudah dimulai sekitar abad ke-18, saat itu masyarakat Minang hanya memanfaatkan daunnya untuk dijadikan minuman.

 Pada zaman itu dikenal dengan sebutan "Melayu kopi daun", dan sampai sekarang masih dikenal dengan sebutan "Kawa Daun". Tempat atau tadah minumnya juga khas dengan tempurung kelapa yang sudah dibersihkan.

" Komoditas kopi Sumbar sangat laris di pasar internasional. Negara-negara seperti Australia, Inggris, dan Korea merupakan pasar utama kopi arabika dan robusta yang dihasilkan petani kopi Sumbar. Untuk itu mari sama sama perhatian tamanan ini," katanya.

Untuk diketahui, sentra kopi di provinsi Sumbar berada di Kabupaten Solok, Tanah Datar, Limpuluh Kota, Solok Selatan dan Pasaman. Luas areal perkebunan kopi pada enam sentra itu berdasarkan data Bidang Perkebunan provinsi, tercatat 20.754 hektare dengan produksi sekitar 15.670 ton per tahun.

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sumatera Barat Asben Hendri mengatakan, sebagai OPD penyelenggara Disperindag sudah mempersiapkan segala hal dari tenda hingga kebutuhan festival lainya. Dalam rangkaian acara diisi lomba cita rasa, pameran hingga kuliner dan talkshow

“Untuk Lomba Ujicoba, Disperindag menyediakan ratusan booth untuk peserta dan seratus lebih barista muda akan mengikuti lomba ini,“ ujar Asben Hendri.

Ia menjelaskan penyelenggara menyiapkan hadiah sebesar puluhan juta untuk pemenang I, II, dan III serta juga disediakan mesin kopi bagi masing-masing juara.

“Juri yang dihadirkan juga merupakan seorang yang profesional,” kata Asben Hendri.