RSUD Solok Butuh Tambahan Tenaga Medis dan Fasilitas

Setelah meningkat status menjadi rumah sakit tipe B dan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok masih memiliki banyak kekurangan. Selain tenaga medis terutama dokter spesialis dan sub spesialis, rumah sakit milik pemerintah provinsi Sumatera Barat ini juga masih membutuhkan sejumlah sarana prasarana dan fasilitas peralatan.

Direktur RSUD Solok Ernoviana menerangkan, saat ini, tenaga dokter spesialis tetap sebanyak 18 orang dan 8 orang tenaga spesialis referal dan kontrak. Idealnya, dibutuhkan sebanyak 50 orang dokter spesialis dan sub spesialis.

" Kendala di bidang SDM yang masih kita hadapi saat ini adalah masalah dokter spesialis dan sub spesialis, perawat, apoteker dan tenaga penunjang lainnya," kata Ernoviana.

Ia menambahkan, SDM yang ada saat ini adalah sebanyak 346 PNS dan 153 orang berstatus tenaga BLUD. Sementara tenaga outsourching berjumlah 58 orang. Diantaranya bertugas sebagai perawat sebanyak 152 orang, apoteker 7 orang, dokter umum 31 orang dan dokter gigi sebanyak 3 orang. Kemudian tenaga lainnya sebanyak 132 orang.

Sementara mengenai sarana prasarana dan fasilitas, rumah sakit ini menurutnya masih terkendala atau masih membutuhkan beberapa gedung seperti gedung bedah sentral, Instalasi Diagnostik Terpada (IDT) untuk kelas I dan gedung rawat inap. Ruang interne juga sudah waktunya untuk direhab.

" Yang paling mendasar dan membutuhkan biaya besar adalah kebutuhan peralatan CT scan," tuturnya.

Menyoal pendapatan sebagai BLUD, ia menyebutkan prediksi sampai akhir tahun bisa mencapai 133 persen dari target atau sekitar Rp40 Miliar. Sampai September tahun ini sudah terealisasi sebesar Rp29,9 Miliar dari target sebesar Rp30 Miliar. Ia juga menyebutkan rencana tahun depan, target pendapatan rumah sakit akan naik menjadi Rp50 Miliar.

Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Mochklasin, saat meninjau rumah sakit tersebut, Sabtu (1/11) mengakui masih banyak kelemahan dan kekurangan yang mesti dibenahi. Disamping tenaga medis, beberapa fasilitas juga mesti diperbaiki.

" Kita sudah melihat langsung kondisi rumah sakit sampai ke ruang rawat inap dan fasilitas lainnya. Memang banyak yang mesti dibenahi dan ditingkatkan," katanya.

Mengenai kebutuhan dokter spesialis dan sub spesialis, sudah ada sebanyak 12 orang dokter yang disekolahkan dengan biaya pemerintah. Setelah tamat nanti, mereka akan kembali ke rumah sakit sehingga kebutuhan dokter spesialis bisa diatasi. Begitu juga dengan dokter sub spesialis.

Untuk mengatasi persoalan mengenai peralatan medis yang harganya cukup mahal, Mochklasin menyarankan agar diadakan semacam Kerja Sama Operasi (KSO) dengan pihak ketiga. Dan sepertinya KSO tersebut oleh pihak rumah sakit sudah dijajaki dalam penyediaan CT scan dan beberapa fasilitas lainnya.

DPRD, kata Mochklasin, akan berupaya menggenjot perbaikan sarana prasarana rumah sakit agar masyarakat mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang baik. Namun disisi lain, pihak rumah sakit juga diminta untuk terus meingkatkan kinerja pelayanan dan berusaha menjajaki KSO, baik di bidang pelayanan kesehatan maupun dengan perguruan tinggi untuk kerjasama pendidikan kesehatan.(padangmedia.com)