PULAU PUNJUNG- Batu Akik dua tahun terakhir menjadi "booming", tak ketinggalan di Sumatera Barat. Semua orang seperti "Demam" Batu Akik. Seiring itu, pengrajin Batu Akik pun bermunculan bagai jamur di musim hujan.
Salah satu jenis batu akik yang populer dan diburu pecinta batu akik adalah "Lumuik Sungai Dareh". Batu ini berasal dari Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya.
Semaraknya perburuan batu akik berikut menjamurnya pengrajin batu hendaknya dapat dilihat sebagai salah satu potensi perekonomian masyarakat. Kabupaten Dharmasraya sebagai tempat asal Lumuik Sungai Dareh hendaknya bisa menangkap peluang tersebut sebagai penopang perekonomian masyarakat.
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat Trinda Farhan Satria, saat kunjungan kerja komisi II ke Kabupaten tersebut menyarankan agar potensi alam yang sudah mendunia tersebut diberdayakan.
"Batu akik saat ini sedang "booming". Lumuik Sungai Dareh asal daerah ini merupakan jenis yang paling dicari. Hendaknya ini dijadikan peluang dalam memanfaatkan potensi alam bagi Dharmasraya," ungkap Farhan saat berdialog dengan Wakil Bupati Dharmasraya, Syafruddin. R di kantor bupati setempat, Rabu (21/1).
Menurut Farhan, pemerintah daerah harus berinovasi memanfaatkan potensi alam untuk kesejahteraan masyarakatnya. Dengan semaraknya perdagangan batu akik belakangan ini, menciptakan peluang bagi masyarakat menjadi pengrajin batu akik.
"Potensi ini sangat memiliki peluang mendatangkan penghasilan bagi masyarakat. Bentuk kelompok-kelompok pengrajin batu akik dan fasilitasi sentra-sentra penjualannya," sarannya.
Wakil bupati Dharmasraya Syafruddin menerangkan, saat ini masyarakatnya berinisiatif sendiri membuka usaha sebagai pengrajin batu akik. Sejauh ini memang belum ada perlakuan khusus terhadap potensi tersebut.
"Memang belum ada perlakuan khusus. Masyarakat berinisiatif sendiri menangkap peluang tersebut," ujarnya.
Lumuik Sungai Dareh merupakan batu alam, terdapat di sepanjang aliran Sungai Batanghari. Sebutan lain dari batu akik ini adalah Giok Sumatera. Untuk satu buah batu yang sudah dibentuk, harganya bervariasi mulai dari ratusan ribu rupiah sampai jutaan rupiah. Ada juga yang meyakini batu ini memiliki semacam kesaktian atau magic. (www.padangmedia.com)