Komisi V DPRD Sumbar Janji Prioritaskan SMAN 2 Sumbar

Kunjungan kerja Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Sumbar, Sabtu (1/11) disambut berbagai keluhan dan permohonan. Kondisi sekolah yang baru beroperasi tersebut dikeluhkan masih jauh dari memadai.

Menerima keluhan dan permohonan dari pihak sekolah tersebut, Komisi V DPRD Sumbar berjanji akan menjadikan sekolah itu sebagai prioritas. Fasilitas dan sarana prasarana belajar siswa akan menjadi perhatian serius dalam pembahasan anggaran yang saat ini tengah dilakukan oleh DPRD bersama pemerintah provinsi.

Ketua Komisi V DPRD Sumbar, Mochklasin menjelaskan, kunjungan tersebut adalah dalam rangka mencari masukan dan saran dalam rangka pembahasan APBD 2015. Tujuannya adalah agar penggunaan anggaran tahun depan dapat mengakomodir program pembangunan di sektor pendidikan, termasuk melengkapi sarana dan fasilitas belajar di SMAN 2 Sumbar.

"DPRD ingin melihat langsung kondisi di lapangan dan mencari masukan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pembahasan anggaran sehingga mengakomodir program pembangunan sektor pendidikan," kata Mochklasin.

Yuliarman, anggota Komisi V DPRD Sumbar menambahkan, kondisi yang terjadi saat ini dialami oleh SMAN 2 Sumbar akan menjadi bahan kajian dan pertimbangan. DPRD akan memerjuangkan agar kondisi tersebut bisa diatasi dan seluruh fasilitas dan sarana belajar dapat terpenuhi dan memadai.

Anggota Komisi V DPRD Sumbar lainnya, Darmon dan Irsyad Syafar menyemangati siswa perdana sekolah tersebut dan guru-guru yang bertugas. Meskipun dalam kondisi masih sangat terbatas, semangat belajar dan mengajar tetap tinggi. DPRD akan berusaha untuk memperjuangkan anggaran demi terpenuhinya fasilitas dan sarana belajar siswa.

Sementara, Hj. Sitti Izzati Aziz menegaskan, air sebagai kebutuhan dasar harus menjadi perhatian serius. Jika pasokan air dari PDAM belum memadai, harus mencari solusi dengan menaikkan air dari sungai di belakang sekolah.

Achiar, anggota komisi V dari fraksi PDIP, PKB dan PBB menambahkan, segala persoalan yang menjadi kendala dalam aktifitas belajar mengajar di SMAN 2 Sumbar akan menjadi perhatian prioritas. Namun, ia mengingatkan, aktifitas siswa di sekolah harus menjadi perhatian juga oleh pihak sekolah.

"Karena sekolah ini merupakan Boarding School dan siswanya diasramakan, pengawasan dan penerapan aturan-aturan harus benar-benar dijalankan. Soal kendala dan permasalahan yang dihadapi akan menjadi perhatian dan prioritas," kata Achiar.

SMAN 2 Sumbar mulai dibangun sejak tahun 2008. Sekolah ini merupakan sekolah unggul kedua milik pemerintah provinsi Sumbar setelah SMAN 1 Sumbar di Padangpanjang. Mulai beroperasi tahun ajaran 2014 dengan siswa sebanyak 69 orang.

Wakil Kepala SMAN 2 Sumbar Afrikal dalam kesempatan itu membeberkan kondisi yang dialami sekolah tersebut. Menurutnya, pasokan listrik belum mencukupi sehingga ketika beban puncak aktifitas siswa pada malam hari listrik sering down (membanting).

Kondisi tak berbeda juga terjadi pada pasokan air. Air yang dipasok dari jaringan PDAM tidak memadai karena alirannya sangat kecil. Siswa kesulitan mandi karena minimnya pasokan air bersih. Tak jarang siswa terpaksa harus mandi ke sungai di belakang sekolah.(padangmedia.com)