Padang, Set DPRD----DPRD Provinsi Sumbar dukung Pusat Pengembangan Nagari atau Nagari Development Center (NDC) Universitas Andalas untuk memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) Nagari dalam pengelolaan dana desa/nagari. Karena salah satu persoalan dalam pengelolaan dana nagari/desa di Sumbar adalah masih kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM).
"Untuk itu, perlu adanya penguatan bagi perangkat nagari mulai dari staf wali nagari hingga wali nagari. Salah satunya dilakukan dengan pendampingan dari perguruan tinggi atau lembaga lainnya," ungkap Ketua Komisi I DPRD Sumbar Drs. H. Aristo Munandar, Selasa (13/9) saat jumpa pers bersama Komisi I dengan NDC Unand di DPRD Sumbar.
Disebutkan Aristo, melalui program Pusat Pengembangan Nagari atau Nagari Development Center (NDC) Unand, konsep pemerintahan terendah masyarakat Minangkabau, akan dikembalikan lagi kejayaannya. "DPRD Sumbar siap mendukung penuh program Pusat Pengembangan Nagari atau Nagari Deplomen Center (NDC) Unand," ucap Aristo Munandar didampingi Kabag Informasi dan Publikasi DPRD Sumbar Erdi Janur,SH.
Dikatakan Aristo, semangat NDC ini bisa menjadikan nagari lebih maju. Komisi I sangat mendukung. Berbagai stakeholder (pemangku kepentingan) akan masuk. "Untuk ini pemerintah daerah berkewajiban mensinergikan kekuatannya," ujar Aristo yang juga mantan pelaksana tugas Wali Nagari yang mengaku tahu persis bagaimana persoalan nagari.
Aristo menambahkan, Komisi I akan berupaya memberikan dukungan optimal. Dia memastikan program tersebut bisa dikucuri dana APBD Sumbar. Untuk APBD Perubahan 2016 memang tida bisa dikejar, namun untuk APBD 2017 mendatang nanti sangat memungkinkan. "Perlu dukungan dari berbagai pihak. Tak hanya saja Unand, universitas lain seperti UNP bisa memberikan dorongan. Dengan banyaknya dukungan tentu akan berdampak pada kemajuan nagari," tukas Mantan Bupati Agam dua periode ini.
Selanjutnya Aristo mengharapkan Wali nagari mesti membuka diri dengan lembaga yang membantu peningkatan SDM. Apalagi tak ada biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan SDM. Artinya, murni dari pengabdian seperti dari dosen. Jika ini bisa diterima dengan baik, nagari di Sumbar bakal bisa mengelola dengan baik dana nagari tersebut. "Misalnya dalam membentuk sektor usaha yang menonjolkan potensi daerah. Lalu, ini dikemas dengan baik dan dipasarkan. Jika banyak yang ikut menyukseskan nagari, tentu akan semakin pesat kemajuan nagari tersebut," terang Aristo.
Apalagi, menurut Aristo, berdasarkan informasi yang diterima kalau program ini melibatkan 25 ribu lebih mahasiswa, 1.000 lebih tenaga pengajar atau dosen yang 6 persen merupakan doktor dan profesor, yang akan ditunjuk menjadi staf ahli dilebih 600 nagari yang tersebar di seluruh Sumbar.
Di kesempatan yang sama Direktur NDC Eri Gas Ekaputra, MS mengatakan, ini satu langkah strategis dalam mempercepat laju pemberdayaan pembangunan yang berkelanjutan. Sebenarnaya program ini sudah kita rintis sejak 2007, namun mulai di aplikasikan baru 2016 ini. "Tepatnya baru dua minggu yang lalu kita launching," jelas Eri Gas Ekaputra.
Eri Gas menuturkan, NDC lahir atas panggilan nurani, meskipun secara umum di atur pemerintahan, namun harus ada yang membantu untuk percepatan pembangunan di Nagari. Wadah ini menampung semua pengabdian untuk membenahi Nagari yang saat ini tenaga ekademisi yang kurang. "Padahal punya banyak potensi. Di tiap Nagari akan ditunjuk satu staf ahli nagari. 100 lebih profesor dan doktor sudah menyatakan kesiapannya. Ada juga program revitalisasi perantau, ini bersinergi dengan rantau. Jadi perantau itu bukan penyumbang saja, namun bisa jadi investor," tegas dia.
Meskipun NDC lebih menjurus pada masalah penguatan ekonomi dan pembangunan, namun bagitu dalam cakupan lebih luas Eri Gas Ekaputra menyebutkan, NDC diberdayakan menyelesaikan segala persoalan di nagari, seperti penguatan adat istiadat, penanaman nilai-nilai agama dan semua hal yang bersifat positif.
Sementara itu Vice Director NDC Feri Arlius menjelaskan, memang secara kontitusional pembangunan nagari di Sumbar jadi tangungjawab pemerintah. Namun secara morul dan intelektual, pembangunan nagari adalah tanggung jawab semua elemen masyarakat, baik anak nagari yang ada di kampung maupun perantauan. "Jadi harus bersatu, baik yang dikampung, perantau, perguruan tinggi dan swasta untuk membuat strategi pembangunan secara terpadu," katanya.
Menurut Feri Arlius, NDC memiliki fokus dalam pengembangan kapasitas (capacity building), riset, studi dan membentuk jaringan kerja serta membentuk jaringan investasi, serta membentuk jaringan portal pemesaran produk Nagari sejalan dengan program Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan program unggulan Bakaba (Bangun Kampuang Basamo).
Ditambahkannya, memang Unand sebagai pergutan tinggi terbaik Indonesia sudah cukup banyak berbuat untuk pembangunan. Pengembangan nagari ini, berfikir lebih komprehensif, karena persoalan di nagari cukup kompleks. Dirinya menegaskan, NDC tidak akan masuk ke ranah politik, seperti pemilihan wali nagari. Meskipun baru dimulai program ini sudah memperlihatkan keberhasilannya.
"Ada beberapa nagari yang didampingi sudah berprestasi. Baik, tingkat provinsi maupun nasional. Contoh Nagari Simarasok salah satu yang berhasil di tingkat nasional. Contoh juga Nagari Sumanik, ada Rp4 miliar uang perantau yang turun di sana," terang Feri. */Publikasi