Pembangunan tol Padang-Pekanbaru masih jauh panggang dari api. Sementara tol Riau sudah selesai. Pembebasan lahan masih menjadi kendala utama penyebab tol itu belum tuntas. Gubernur diminta segera komandoi langsung pembebasan lahan tersebut.
“Kita ini sangat lamban. Bukan hanya Riau, Bengkulu pun juga lebih dulu selesai. Ini sudah lama genting, tak bisa lagi kita berleha-leha. Gubernur harus komandoi langsung,” ujar Anggota DPRD Sumbar sekaligus Ketua Fraksi Gerindra, Hidayat.
Ia juga menilai seharusnya ada dateline dan timeline dalam hal penyuksesan pembangunan tol, terutama pembebasan lahan, sehingga tak lama molor.
Hidayat juga menyesali anggapan Sumbar tak butuh tol masih berkembang di masyarakat. Bahkan, kata Hidayat, anggapan itu juga berkembang di kalangan ‘orang-orang’ gubernur. “Kita harusnya sosialisasi aktif bahwa tol itu sangat penting,” tegasnya.
Jika Sumbar tak kunjung punya tol, menurut dia bersiaplah Sumbar akan semakin tertinggal dari provinsi-provinsi lain.
Dengan adanya tol maka pertumbuhan ekonomi Sumbar akan melesat. Jika perekonomian melesat maka permasalahan kemiskinan, pengangguran dan hal lain akan ikut terselesaikan seiring waktu. “Tol itu memudahkan transportasi dan distribusi dua hal ini berpengaruh besar untuk pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.
Ia mengatakan jangan pemerintah provinsi hanya berfokus pada hal-hal domestik. Ini menurut dia tidak lagi terlalu sifnifikan untuk pembangunan Sumbar. Buktinya permasalahan ekonomi, kemiskinan, pengangguran bahkan stunting masih juga tinggi.
Selain, itu tak banyak perubahan. Dari zaman dulu hingga sekarang jalur lintas Padang-Pekanbaru masih seperti itu saja. Padahal banyak wisatawan dari Riau datang ke Sumbar di akhir pekan. Apalagi ketika libur sekolah.
Selain itu, Hidayat juga menilai pemprov Sumbar masih amat lemah dalam hal lobi pemerintah pusat. Inu, kata dia, harus dihilangkan karena jelas APBD Sumbar tak kuat menopang kebutuhan biaya pembangunan infrastuktur.