Petani yang mengusahakan budidaya jamur menyampaikan beberapa kendala produksi kepada Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Supardi, Jumat (31/3) di salah satu tempat pertemuan di Kota Payakumbuh. Beberapa kendala produksi yang disampaikan adalah kesulitan mendapatkan bibit serta kebutuhan akan rumah jamur.
Supardi mengatakan, pihaknya mendorong para petani budidaya jamur untuk menyampaikan kebutuhan produksi dalam bentuk proposal, dan nantinya akan kami koordinasikan dengan dinas terkait.
Ia juga menambahkan, budidaya jamur tiram memiliki prospek yang baik di Kabupaten Limapuluhkota dan Kota Payakumbuh, dan potensi ini sudah mulai digemari oleh masyarakat. Jamur tiram merupakan produk komersial yang dapat dikembangkan dengan teknik sederhana dan bahan baku yang mudah dan murah.
“Bantuan yang akan diberikan dalam bentuk hibah dan disalurkan melalui kelompok-kelompok yang ada,” tambah Supardi.
Terkait dengan petani budidaya jamur tiram, Supardi juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Sumbar yang menawarkan beberapa kegiatan, seperti studi tiru dan pengadaan delapan unit rumah jamur. Namun, Supardi menunggu apa yang menjadi prioritas.
“Banyaknya warga yang kekurangan pekerjaan, terutama pada ibu rumah tangga, sehingga waktu luang dapat dimanfaatkan untuk menjadi petani budidaya jamur tiram,” ujarnya.
Rata-rata pelaku budidaya jamur di Payakumbuh dan Limapuluhkota adalah kaum perempuan. Mereka mengerjakan mulai dari menyiapkan media sampai panen jamur. Bahkan, sampai jadi kuliner, baik berupa cemilan maupun randang jamur pun dihasilkan di sini.
Sementara itu, Eti, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Rosella, menyampaikan bahwa dalam pemberdayaan jamur sudah ada sekitar 110 rumah yang menjadi sentra penghasil jamur Tiram Payakumbuh, dan dengan pembudidayaan ini, kaum ibu bisa menambah penghasilan keluarga, bahkan ada yang bisa menghasilkan Rp.400 ribu sehari, dan itu membuat kami semua bahagia. “Kami berharap kesulitan akan bibit bisa dicarikan solusinya oleh Ketua DPRD Sumbar,” tambah Eti. (fai)