Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat, Suwirpen Suib menyatakan tindak penyalahgunaan narkoba dapat memicu pelaku melakukan tindak kriminal lainnya sehingga perlu penanganan khusus terkait kasus ini.
"Narkoba itu paling berbahaya dan sekali menjadi pengguna maka akan terjerat dan susah untuk keluar. Apalagi saat ini yang menjadi sasaran empuk adalah generasi muda. Awalnya narkoba nanti butuh uang dan mencuri apa yang bisa dijual bahkan berani melakukan tindak pidana," kata dia
Ia mengatakan seluruh informasi terkait dampak buruk akibat penyalahgunaan narkoba ini harus disebarkan seluas-luasnya karena pada saat ini tidak hanya anak sekolah, peredaran narkoba sudah masuk ke kampung-kampung.
"Tidak hanya anak kecil, orang tua bahkan oknum petugas pemberantas narkoba juga terlibat. Ini harus menjadi perhatian serius," kata dia.
Menurut dia harus ada sikap tegas dari seluruh warga Sumbar terkait penyalahgunaan narkoba di daerah ini dan jangan sampai tidak tegas apalagi tebang pilih.
"Kalau tidak tegas, maka fungsi organisasi pemberantasan narkoba dan pencegahan tak ada gunanya," kata dia.
Sementara Wakil Gubernur Sumbar Audy Djoinaldy menambahkan saat ini 30 hingga 40 orang meninggal akibat narkoba dan di Sumbar pengguna narkoba tak hanya dikonsumsi golongan menengah ke atas namun juga menengah ke bawah.
"Pelajar ini menjadi sasaran empuk sehingga kolaborasi Polda, BNN, Pemprov, DPRD Sumbar dan organisasi anti narkoba turun ke seluruh sekolah-sekolah dalam menyebarkan dampak buruk dari konsumsi narkoba serta dampak hukum yang akan didapatkan," kata dia.
Selain itu di Sumbar, lanjutnya 85 persen tahanan dan narapidana yang ada di Sumbar tersangkut kasus narkoba dan ini harus menjadi perhatian dan ada usulan agar mereka yang tertangkap ini dilakukan rehabilitasi.
"Saat ini mereka yang ditahan sebagai pengguna saat keluar sudah menjadi pengedar. Tentu perlu formula khusus dalam menekan angka penyalahgunaan narkoba," katanya.(PUB/02)