KETUA DPRD Sumbar Supardi membuka Festival PDRI 2022 yang digelar dalam rangka memperingati 74 tahun Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), Senin malam (12/12).
Festival yang mengusung konsep ‘Menikam Jejak Budaya Zaman PDRI’ itu diikuti anak silek dan sasaran silat se-Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Pada kegiatan itu, peserta melakukan napak tilas dari Agamjua Art & Culture, Padang Tangah, menuju Museum PDRI di Koto Tinggi, Kabupaten Limapuluh Kota.
Ketua DPRD Sumbar Supardi dalam sambutannya menyampaikan, napak tilas ini dilakukan agar pemuda khususnya anak silek dapat mengilhami perjuangan para tokoh PDRI. Menurutnya, pemilihan sasaran dan anak silek sebagai peserta adalah bagian terdekat dari perjuangan PDRI.
“Kenapa kami mengundang anak silek dan sasaran silek? Karena perjuangan orangtua-orangtua kita dahulu berangkat dari surau atau langgar,” ucapnya.
Peserta napak tilas mengikuti rute rekam sejarah perjuangan PDRI dengan berjalan kaki. Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah Tugu Adipura di Kota Payakumbuh. Setelah melewati Pasar Payakumbuh, para peserta terlebih dahulu dibawa dengan mobil ke rumah perundingan PDRI di Padang Japang.
Pelepasan dilakukan Kepala Bidang Kesenian dan Diplomasi Budaya Dinas Kebudayaan Sumbar Husin, di Agamjua, Padang Tangah, Payakumbuh, Selasa (13/12). Siangnya, setelah beranjak dari rumah perundingan PDRI, peserta dibawa ke rumah sekaligus museum cagar budaya Tan Malaka. Lalu berlabuh di Surau Isyadul Ibad di Taram, Kabupaten Limapuluh Kota. Napak Tilas ini berakhir di Monumen dan Tugu PDRI di Koto Tinggi.
Kegiatan yang bertujuan merunut kembali jejak-jejak perjuangan PDRI tersebut pada awalnya direncanakan finish di Museum PDRI Koto Tinggi. Namun akibat cuaca yang kurang bersahabat, panitia terpaksa menghentikannya di monumen perjuangan.
Husain menuturkan, setelah meninjau jalan menuju museum, medan yang rencananya akan dilalui peserta terpantau kurang kondusif. Maka, untuk menjaga keamanan serta keselamatan peserta, ia memutuskan kegiatan napak tilas diakhiri di monumen nasional saja.
Festival PDRI 2022 ini resmi ditutup Rabu (14/12). Penutupan itu diiringi pengumuman lomba Napak Tilas PDRI. Panitia Napak Tilas Buya Zuardi mengatakan, seluruh sasaran silek peserta napak tilas semangat walau harus berjalan kaki dan ditimpa hujan lebat. Semangat dan disiplin inilah, katanya, yang menjadi salah satu kriteria pemenang lomba napak tilas.
Dia menyebut, pemenang pertama diraih oleh Sasaran Camar Putih Limapuluh Kota, disusul peringkat kedua Sasaran Elang Putih, dan Sasaran Tangan Mas di urutan ketiga, serta Sasaran Misai Al Fitrah di urutan keempat.
Zuardi menuturkan, ketika para peserta mengunjungi Surau Syekh Buya Khatib Ilyas, anak silek terlihat begitu bersemangat. “Saat ditanya, peserta mengatakan guru yang akan dikunjunginya adalah guru dari guru beliau,” katanya.
Baginya, nampak para anak silek siap untuk mewarisi jiwa kesatria dan kenegarawanan dari para tokoh-tokoh PDRI.