PADANG,- Wakil Presiden (Wapres) RI 2004-2009 dan 2014-2019 HM Jusuf Kalla (JK), meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk mengoptimalkan sektor perkebunan rakyat untuk meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat.
" Hasil dari perkebunan rakyat bisa langsung dirasakan oleh masyarakat, hal tersebut menjadi faktor utama mengapa Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi daerah dengan jamaah haji terbesar Di Indonesia, itu karena kebunnya sendiri , " kata JK.
Urang Sumando Minang ini mengatakan, jangan fokus terhadap pembukaan lahan perkebunan besar, karena yang punya juga orang besar. Untuk mengoptimalkan perkebunan rakyat, Pemprov harus fokus dalam penyediaan bibit dan dibagikan untuk masyarakat.
Bibit itu meliputi jagung, coklat, kacang mete dan lain-lain. DPRD sebagai representase masyarakat, harus mengucurkan anggaran untuk mendukung itu.
" Kalau fokus ke sawah pertani tidak begitu diuntungkan karena harganya dokontrol oleh pemerintah," katanya.
Menurutnya, kalau beras naik masyarakat akan marah, namun kalau coklat, jagung hingga kacang naik, masyarakat akan senang. Untul itu, sawah harus dimajukan dan perkebunan rakyat harus lebih dibanyakan. Untuk itu banyakan anggaran pertanian, kususnya untuk menyebar bibit bangi masyarakat.
"Sumbar ini sama dengan Sulsel yang kurang akan sumber daya alam, dan untuk meningkatkan perekonomian daerah bisa dilakukan dengan meningkatkan perkebunan masyarakat," katanya.
JK mengatakan Provinsi Riau memiliki kehebatan, karena di bawah tanah mereka ada minyak dan di atas ada sawit, namun yang memiliki itu orang Jakarta.
JK mengatakan orang Sumbar tidak rajin dan tidak ulet, maka perkebunan menjadi solusi bagi ekonomi karena perkebunan ini tidak membutuhkan perawatan yang banyak hingga menghasilkan.
"Orang di sini tidak serajin orang di Jawa yang mau teliti dan mau rajin, maka berusaha di perkebunan yang tidak perlu dipelihara terus-menerus," katanya.
Pemerintah juga harus meminta masukan kepada perguruan tinggi di daerah setempat untuk mencari bibit komoditas apa yang baik ditanam di Sumbar.
"Kita membutuhkan kemajuan dan jangan melihat ke belakang. Penting belajar, namun kita bekerja ke depan untuk menyejahterakan masyarakat," kata JK.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar merilis tanaman perkebunan rakyat di provinsi ini berupa kelapa sawit, kelapa, karet, kopi, kakao, tebu, teh, kayu manis, tembakau, pala, kemiri, lada, cengkeh, pinang, nilam, gambir, dan obat-obatan.
Produksi perkebunan yang terbanyak pada 2022 adalah kelapa sawit dengan produksi 567.930 ton, dan diikuti karet dengan produksi 186.393 ton.
Disisi lainMenurut JK, Kekuatan Sumbar adalah sumber daya manusi atau SDM-nya. Sumbar bisa maju karena SDM-nya. Dengan kata lain orang Minangkabau memakai otaknya, bukan otot.
“Itulah orang Minang, berpikir. Kemajuan Sumbar itu dimulai dari pendidikan. Sebelum Indonesia merdeka, orang Minang sudah banyak yang sarjana bahkan lebih. Soal penguasaan perdagangan apalagi, agama juga maju. Tapi sekarang kemajuan itu sudah berubah,” ungkap JK.
Perubahan yang dimaksud JK, Sumbar saat ini tidak lagi menjadi gudangnya para intelektual, tingkat kemajuan ekonominya tidak sesuai dengan kemampuannya, dan ulama asal Sumbar makin hilang yang berkiprah di kancah nasional.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah menyambut baik arahan JK dan berharap semangat kecerdasan dan intelektualitas generasi Minangkabau terdahulu tetap diwarisi, termasuk semangat perjuangan membela dan mempertahankan NKRI.
“Hari ini hari istimewa, bertepatan dengan Kesaktian Pancasila. Momen ini perlu diingat, dan diingatkan kepada anak cucu, generasi kita. Hari jadi ini sengaja dipilih, sebab hari enuh perjuangan, ketika kekuasaan di Sumbar diambil alih dari tangan Jepang,” ungkap Mahyeldi.