Dihunyi Penduduk Miskin Terbanyak Di Sumbar, Albert : Seluruh Pihak Harus Perhatikan Mentawai.

PADANG,-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Kabupaten Kepulauan Mentawai menjadi daerah dengan persentase jumlah penduduk miskin tertinggi di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). 

 
Berangkat dari kondisi tersebut, Anggota DPRD Sumbar Fraksi PDIP-PKB Albert Hendra Lukman meminta seluruh unsur terkait  lebih memperhatikan daerah itu. Saat ini, Kabupaten Kepulauan Mentawai masih tertinggal dari banyak aspek salah satunya pembangunan. 
 
" Karena pembangunan tertinggal, maka berimbas kepada tingginya angka penduduk miskin di Bumi Sikerei (Mentawai-red) ," katanya saat diwawancarai, Kamis (24/3).
 
Albert mengungkapkan, pemerintah dan seluruh unsur terkait harus turun langsung melihat bagaimana kondisi kabupaten yang terpisah daratan dengan Sumbar itu.
Sehingga apa yang menjadi kewenangan pemerintah untuk memajukan Mentawai bisa dipetakan dengan baik
 
Mentawai kata Albert telah dianugerahi geografis alam yang indah. Tinggal pemerintah daerah memberikan sentuhan pembangunan dari aspek infrastruktur dan program peningkatan SDM.
 
“Dunia internasional mengetahui Mentawai, namun sayang perhatian pemerintah belum optimal,” sebutnya.
 
Albert mengungkapkan, untuk membangun Mentawai harus dilakukan secara bersama dengan koordinasi yang baik.
 
Dari data BPS, Merujuk pada Peta Tematik Indikator Strategis Provinsi Sumbar 2021 terbaru yang dirilis bulan Maret 2022 ini, 
dari 19 kabupaten/kota, Kabupaten Mentawai menjadi daerah dengan persentase jumlah penduduk miskin tertinggi.
 
Jumlah penduduk miskin Mentawai yakni di angka 14,84 persen atau sebanyak 14.310 jiwa. 13.370 pada tahun sebelumnya atau 2020 atau bertambah hampir seribu jiwa.
 
Diketahui selain bersumber dari pajak, penerimaan dari dinas-dinas dan bagian laba BUMD, pendapatan daerah Mentawai dominan juga disumbang dari sektor pariwisata.
 
Pertambahan jumlah penduduk miskin Mentawai dipengaruhi sejumlah hal, diantaranya karena pertambahan jumlah angka pengangguran terbuka di daerah itu. Data tahun 2020 dari BPS, jumlah pengangguran terbuka di daerah ini mencapai 3.980 jiwa.