Berada Di Pasbar Saat Gempa, Ketua Komisi I DPRD Sumbar Teteskan Air Mata Ceritakan Pengalaman

PADANG,- Gempa berkekuatan magnitudo 6,1 meluluh lantakan Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Pasaman. Tidak hanya mengakibatkan kerusakan ratusan bangunan, namun juga menelan belasan korban jiwa. 

 
Terkait bencana yang mendapatkan perhatian nasional ini, Ketua Komisi I DPRD Sumbar Syamsul Bahri menceritakan pengalaman saat berada di lokasi, Jumat lau (25/2). 
 
Saat gempa terjadi dirinya berada di daerah tersebut, guncangan sangat terasa kuat selama beberapa menit, setelah kejadian pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar dan Dinas Sosial, jawaban dua instansi itu sangat membuat gusar karena menunggu asesmen terlebih dahulu.
 
"Keadaan sangat mendesak, dia meminta lakukan tindakan terlebih dahulu, baru bicarakan perihal data," katanya.
 
Dia mengatakan, setelah ibadah Sholat Jumat baru dirinya lega setelah mendapat kabar dari seorang jurnalis yang bertugas di DPRD Sumbar mengatakan bahwa gubernur dan BPBD serta Dinsos bertolak ke Pasaman Barat. 
 
Usai mendapatkan kabar itu, saya langsung ke lokasi dan mendampingi Wakil Bupati Pasaman Barat Riswanto ke lapangan melihat langsung penderitaan masyarakat.  
 
Perasaan sedih tidak tertahankan seiring jatuhnya air mata, melihat anak-anak dengan keadaan panik dan ketakutan, berangkat dari kondisi ini, pihaknya berinisiatif mendirikan posko pengungsian, beberapa ibu-ibu beserta anaknya ditampung pada tenda kami.
 
Setelah melihat mereka makan seadanya dari nasi bungkus yang kita berikan, air mata saya semakin tak tertahan. 
 
" Baginilah nasib anak-anak kita yang menjadi korban gempa, mari saling peduli untuk meringankan beban para korban , " katanya.
 
Dia mengimbau masyarakat agar tetap waspada untuk segala kemungkinan buruk terjadi, namun juga jangan panik jika ada gempa susulan. Dia mengucapkan terimakasih atas perhatian yang diberikan pemerintah pusat dan provinsi dalam kejadian ini, selama tiga hari ini ada menteri sosial yang datang dan juga Bapak Kasad TNI. Perhatian ini sangat berarti bagi Pasaman dan Pasaman dan. 
 
Dia mengatakan Pemkab Pasaman Barat masih terus mendistribusikan logistik untuk korban gempa dan tenda pengungsian yang tersebar di Kecamatan Talamau dan Kinali. Korban gempa yang ada di tenda pengungsian utama di halaman kantor bupati mayoritas masih bertahan, karena masih trauma gempa susulan dan longsor Gunung Talamau.
 
"Jumlah pengungsi di posko utama sekitar 2.800 orang dan sebagian telah kembali ke rumah," katanya.
 

Sedangkan pengungsi lainnya masih bertahan di tenda-tenda sekitar Kecamatan Talamau. Total pengungsi secara keseluruhan mencapai 10.700 orang (03)