Sambut Aksi Tolak Omnibus Law Cipta Kerja, Supardi Tegaskan Suara Mahasiswa Pasti Sampai ke Pusat

Aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Supardi menerima dua gelombang aksi mahasiswa di gedung DPRD, Kamis (7/10/2020). Setelah di gelombang pertama menerima kelompok mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada siang hari, Supardi menerima satu aliansi mahasiswa lagi pada selepas shalat Ashar. Supardi mengapresiasi kelompok mahasiswa yang tetap komitmen dalam aksi damai. Dia memastikan seluruh aspirasi yang disampaikan akan sampai ke pemerintah pusat. \"Adik - adik mahasiswa harus yakin bahwa aspirasi yang disampaikan ke DPRD pasti sampai ke pusat. Saya pastikan itu,\" kata Supardi. Supardi memberikan jaminan, bahwa aspirasi akan langsung dikirim besok pagi (Jumat, 9/10/2020). \"Sebab hari ini kantor pos sudah tutup, saya pastikan besok pagi sudah dikirim. Adik - adik bisa pastikan, nanti saya sampaikan bukti pengirimannya,\" lanjutnya. Supardi menegaskan, seluruh aspirasi tersebut akan dikirim sebagai surat resmi kelembagaan. Sebagai penyampaian suara masyarakat dari daerah ke pemerintah pusat. \"Akan dikirim ke presiden dan DPR RI secara resmi,\" tambahnya. Supardi juga menerangkan, terkait aksi penolakan Omnibus Law Cipta Kerja, pihaknya telah membuka ruang diskusi dengan beberapa kelompok. Rencananya besok, akan dilangsungkan diskusi tersebut. Meski demikian, terkait pernyataan sikap DPRD yang diminta mahasiswa, Supardi tidak bisa memenuhi. Sebab, DPRD merupakan lembaga kolektif kolegial. Tidak bisa satu orang anggota, sekalipun pimpinan membuat keputusan sendiri atas nama lembaga tanpa membahas di rapat paripurna. \"Namun kami tegaskan, DPRD sebagai penyambung lidah rakyat akan menyampaikan aspirasi mahasiswa dan kelompok masyarakat ke pemerintah pusat. Karena apa yang disampaikan terkait UU adalah kewenangan pemerintah pusat,\" tegasnya. Sementara interaksi antara Ketua DPRD Sumatera Barat berlangsung tertib, polisi yang mengawal jalannya aksi disibukkan oleh sekelompok massa yang diduga bukan dari kelompok mahasiswa yang berunjuk rasa. Kelompok massa tersebut awalnya terkonsentrasi di jembatan dekat Basko mall, tetiba bergerak ke arah Jalan Khatib Sulaiman dan melempari gedung DPRD dari jalan raya. Dengan sigap, aparat kepolisian menghalau kelompok tersebut untuk menjauh dari gedung DPRD dan meminta mereka membubarkan diri. Pada saat aksi mahasiswa di gelombang pertama, aksi sekelompok massa juga membuat ricuh jalannya unjuk rasa. Bahkan, ada beberapa orang yang diamankan pihak kepolisian karena memprovokasi dan melempar ke arah petugas keamanan. Polisi memastikan kelompok tersebut bukan dari kelompok mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa. Sementara aksi unjuk rasa berlangsung, jalan Khatib Sulaiman di depan gedung DPRD hanya dibuka satu ruas. Sedangkan Jalan S Parman sepenuhnya ditutup. 01/pmc