Irsyad Syafar Dukung Pemberlakuan PSBB, Label Zona Tidak Efektif

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Irsyad Syafar lebih mendukung penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dibanding memberikan label daerah menjadi zona sesuai kondisi seperti zona merah, zona kuning atau zona hijau. 
 
Hal itu ditegaskan Irsyad Syafar usai penyerahan bantuan APD dari Fraksi PKS DPRD Sumbar untuk beberapa rumah sakit dan klinik, Rabu (15/4/2020).
 
"Pemberian label zonasi seperti zona merah, kuning atau hijau itu menurut hemat saya tidak efektif malah akan membuat persoalan menjadi lebih rumit. Saya lebih mendukung pemberlakuan PSBB," kata Irsyad. 
 
Dia berpendapat, label zona merah, kuning atau hijau tidak menjadi solusi dalam pembatasan pergerakan orang. Malah, bagi daerah yang masih disebutkan berstatus hijau akan menjadi lemah dalam pengawasan. 
 
"Tidak efektif kalau sekedar menetapkan zona merah, kuning atau hijau. Ini tidak menjadi solusi, malah akan memicu persoalan lebih rumit," ujarnya.
 
Irsyad menggambarkan kondisi terkini. Misalnya suatu daerah ditetapkan zona merah. Namun, pada saat bersamaan, orang masih lalu lalang keluar masuk. Rancunya lagi, kalau masih berstatus zona hijau, justru disini akan melemahkan kewaspadaan. 
 
"Masyarakat yang berada di daerah yang dikatakan zona hijau, masih akan bebas melakukan aktivitas yang memicu pergerakan virus wabah pandemik corona semakin meluas," terangnya.
 
Menurutnya, misalnya di suatu daerah masih ditetapkan sebagai zona hijau karena belum ada yang terkonfirmasi positif. Masyarakatnya kemudian abai terhadap protokol kesehatan yang saat ini diterapkan pemerintah serta tidak mengindahkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
 
"Lalu masyarakatnya tetap saja berkumpul - kumpul, membuat keramaian dan menggelar salat berjamaah dan salat jumat di masji. Ini sangat merisaukan karena virus tidak bisa dilihat secara kasat mata," lanjutnya. 
 
Solusi yang tepat saat ini adalah PSBB. Aktivitas masyarakat untuk sementara harus dibatasi dan mobilitas keluar masuk daerah harus ditutup. Agar upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona bisa berjalan maksimal. 
 
"Untuk memutus mata rantai virus ini harus dibatasi. Semakin tinggi mobilitas orang maka virus akan semakin berpotensi menyebar lebih luas," tandasnya. 01/pmc